Suara.com - Puncak arus mudik Lebaran 2016 di Pelabuhan Feri Torobulu-Tampo, Kabupaten Konawe Selatan-Muna, Sulawesi Tenggara terjadi sejak H-4. Di sana pemudik harus antre pemberangkatan penumpang pengguna kendaraan pribadi mencapai 20-24 jam lebih.
Menurut sejumlah penumpang yang menyeberang melalui Pelabuhan Torobulu-Tampo, Senin, mengatakan lamanya harus antre di pelabuhan penyeberangan kapal itu menyusul jumlah kendaraan yang mudik tahun ini meningkat signifikan.
"Kalau tahun lalu, kami hanya antre 8-10 jam baru bisa menyeberang dengan dua kapal feri yang disediakan PT ASDP, namun tahun ini justru lebih lama lagi karena ada yang antre melebihi 20-24 jam," kata La Ode Armin, salah seorang penumpang tujuan Raha Kabupaten Muna.
Menurut Armin, dirinya mendapat nomor antrean (masuk pintu pos, Red) sejak Minggu (3/7/2016) pukul 01.00 WITA, namun baru bisa berangkat dari Torobulu-Tampo esok harinya pada Senin (4/7/2016) pada pukul 07.30 WITA.
Hal senada diungkapkan Juli Ahmad, penumpang asal Kota Kendari dengan tujuan ke Kota Raha Kabupaten Muna yang harus menginap di sekitar Pelabuhan Torobulu selama 15-16 jam, karena padat penumpang yang membawa kendaraan pribadi.
"Penumpang mudik yang membludak menggunakan jasa penyeberangan adalah warga yang menggunakan kendaraan roda dua, sehingga bagi penumpang yang menggunakan roda empat harus menunggu antrean cukup lama," ujarnya pula.
Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Torobulu-Tampo Dinas Perhubungan dan Kominfo Sultra Muhammad Yasid mengakui puncak arus mudik lebaran di pelabuhan itu terjadi sejak H-4 hingga H-2 dengan jumlah kendaraan roda empat rata-rata 200-250 unit kendaraan per hari.
Sedangkan untuk penumpang yang menggunakan kendaraan roda dua juga meningkat signifikan dengan rata-rata 500-700 unit kendaraan setiap hari atau meningkat 20-35 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
Padahal jalur alternatif lain sudah ada melalui Pelabuhan Penyeberangan Amolengo-Labuan (Konawe Selatan-Buton Utara) juga sudah difungsikan sejak tiga bulan lalu, sehingga penumpang mudik dengan tujuan Kota Baubau, Buton Tengah, Buton Selatan, dan Buton tidak lagi harus melewati jalur Torobulu-Tampo. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi