Suara.com - Ribuan massa ormas Front Pembela Islam (FPI), sudah mulai bergerak memadati sepanjang jalan KS Tubun Raya, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Barat pada Selasa (5/7/2016) pukul 21.30 WIB. Massa yang berpakaian serba putih itu konvoi menuju ke arah Slipi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan sebagian roda empat dengan bak terbuka.
Pantauan Suara.com, ribuan massa yang menggunakan roda dua hanya menggunakan sorban di kepala, tanpa menggunakan helm.
Selain itu, beberapa mobil pik up yang digunakan juga mengangkut orang melebihi kapasitas. Hal ini tentu saja bertentangan dengan imbauan Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto agar para peserta konvoi di malam takbiran hendaknya menaati aturan lalu lintas.
Menurut salah seorang anggota takbir keliling dari FPI, Yudis (36), pihaknya sudah melakukan kordinasi jauh-jauh hari. Bahkan sudah mengeluarkan imbauan kepada mereka yang mau ikut konvoi untuk mengenakan helm.
Meski sudah dikordinasikan, namun kata Yudis sangat sulit bagi panitia untuk menertibkan. Pasalnya, banyak massa simpatisan yang ikut konvoi namun tidak mengetahui hasil kordinasi sebelumnya.
"Kita sudah kordinasi dengan struktur supaya tertib, cuma ada yang simpatisan yang susah bagi kami untuk mengatur," kata Yudis.
Kendati demikian, lanjut Yudis, hal tersebut sah-sah saja. Pasalnya, malam ini merupakan malam kemenangan bagi umat Islam, maka dilarangpun mereka tidak mengindahkan.
"Walaupun dilarang, umat Islam kalo sudah merayakan hari kemenangan ya tetap saja. Ini kita sudah kordinasi dengan Polda. Makanya diimbau menggunakan tanda pita hijau," tutur Yudis.
Sebelumnya, Irjen Moechgiyarto menegaskan anggotanya akan menindak tegas konvoi takbir keliling yang tidak tertib aturan lalu lintas. Jika peserta takbir keliling tidak mau tertib, katanya, lebih baik jangan konvoi.
"Itu yang akan kita tindak, makanya orang yang melaksanakan takbiran keliling ini mereka harus mematuhi peraturan perundang-undangan tentang lalu lintas. Kalau bertiga, nggak pakai helm, akan kita tindak tegas, sudah saya sampaikan pada jajaran, tindak tegas," kata Moechgiyarto.
"Kalau mereka tidak tertib, nggak usah lakukan takbiran, itu komit kita. Kalau memaksa menggunakan kendaraan bak terbuka, jumlahnya nggak boleh melebihi kapasitas," Moechgiyarto menambahkan.
Berita Terkait
-
Lima Tahun Tragedi KM 50, Ini Alasan FPI Tetap Suarakan Keadilan di Depan Komnas HAM
-
Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM
-
FPI Desak BIN dan BAIS Tangkap Dua Eks Tentara Israel di Bali
-
Heboh Mantan Tentara Israel di Bali, Diduga Mata-mata: Ini Operasi Intelijen Negara Musuh
-
Tabligh Akbar Habib Rizieq Ditolak Berujung Ricuh, FPI ke Prabowo: Bubarkan Ormas PWI-LS!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru