Suara.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat untuk kasus penyalahguna narkotika secara nasional, DKI Jakarta menempati urutan pertama, sedangkan wilayah Jawa Barat (Jabar), menempati peringkat keenam di Indonesia.
"Jabar peringkat keenam untuk penyalahguna narkotika, sedangkan peringkat pertama, DKI Jakarta," kata Kabag Humas Badan Narkotika Nasional Komisaris Besar (Kombes) Pol Slamet Pribadi di Cirebon, Sabtu (13/8/2016).
Ia menuturkan penyalahguna narkotika dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, baik secara nasional maupun daerah. "Dari tahun 2014 sampai 2015 angka penyalahguna terus mengalami peningkatan dan kalau sekarang belum kita data karena memang belum habis tahunnya," kata Kombes Pol Slamet.
Lebih lanjut ia membeberkan bahwa secara nasional, penyalahguna yang terbanyak pada usia kerja mencapai 52 persen, sedangkan 27 persen pemuda atau remaja, dan sisanya pengangguran.
Tingginya penyalahgunaan narkotika pada usia kerja, tambah Kombes Pol Slamet, selain ada uang juga diakibatkan alasan beban kerja yang luar biasa berat.
"Alasan mereka banyak duit beban kerja luar biasa dan dopingnya narkotika dan itu yang salah," tuturnya. (Antara)Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat untuk kasus penyalahguna narkotika secara nasional, DKI Jakarta menempati urutan pertama, sedangkan wilayah Jawa Barat (Jabar), menempati peringkat keenam di Indonesia.
"Jabar peringkat keenam untuk penyalahguna narkotika, sedangkan peringkat pertama, DKI Jakarta," kata Kabag Humas Badan Narkotika Nasional Komisaris Besar (Kombes) Pol Slamet Pribadi di Cirebon, Sabtu (13/8/2016).
Ia menuturkan penyalahguna narkotika dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, baik secara nasional maupun daerah. "Dari tahun 2014 sampai 2015 angka penyalahguna terus mengalami peningkatan dan kalau sekarang belum kita data karena memang belum habis tahunnya," kata Kombes Pol Slamet.
Lebih lanjut ia membeberkan bahwa secara nasional, penyalahguna yang terbanyak pada usia kerja mencapai 52 persen, sedangkan 27 persen pemuda atau remaja, dan sisanya pengangguran.
Tingginya penyalahgunaan narkotika pada usia kerja, tambah Kombes Pol Slamet, selain ada uang juga diakibatkan alasan beban kerja yang luar biasa berat.
"Alasan mereka banyak duit beban kerja luar biasa dan dopingnya narkotika dan itu yang salah," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru