Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengkritik proses reklamasi Teluk Jakarta tidak terbuka dan transparan. Proyek ini dinilai tidak memperhatikan nasib nelayan di Jakarta.
"Saya ini seorang pengusaha. Tetapi saya berpendapat bahwa sebuah proyek yang sangat penting dari pemerintah daerah, tidak hanya memperhatikan kepentingan pengusaha. Harus ada keberpihakan terhadap rakyat," kata Sandiaga dalam debat kedua Cagub DKI Jakarta 2017 di Jakarta, Jumat (27/1/2017).
Sandiaga menuturkan kini ada belasan ribu nelayan di Jakarta yang hidupnya kini berubah akibat adanya proyek reklamasi di Teluk Jakarta. "Reklamasi ini untuk siapa," ujar Sandiaga.
Terkait hal ini, Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan bahwa reklamasi ini dirancang telah dirancang sejak tahun 1995 oleh Presiden Soeharto. Menurutnya, aturan yang telah dikeluarkan oleh Presiden Soeharto ini ini tidak bisa dibatalkan begitu saja oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Makanya kami berpikir bagaimana proyek ini bisa memberikan manfaat lebih besar kepada warga DKi Jakarta," kata Ahok memberikan tanggapan.
Oleh sebab itulah, Pemprov DKI Jakarta memberikan kewajiban tambahan kepada para pengembang properti yang menggarap proyek reklamasi Teluk Jakarta. Ia meminta pengembang mempersiapkan rumah susun dan tempat penampungan yang harus selesai dalam tenggat waktu tertentu. "Ini bukan win-win solution, tetapi ini cara kami bagaimana mewujudkan keadilan sosial dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta," jelas Ahok.
Terkait tanggapan Ahok, Anies mengingatkan kenyataan saat ini bahwa indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ibu kota Jakarta justru salah satu yang terendah di Indonesia. "Pertumbuhan IPM yang rendah ini merupakan bukti bahwa IPM Jakarta saat ini hanyalah warisan dari rezim yang lalu," tutur Anies.
Anies juga membantah dalih Ahok bahwa kebijakan reklamasi Teluk Jakarta adalah warisan dari Presiden Soeharto. Menurutnya, Ahok tak bisa berlindung bahwa kebijakan ini berasal dari masa lalu. "Kalau sudah tahu bahwa kebijakan itu adalah kebijakan yang salah dari masa lalu, apakah masih mau diterukan," kata Anies.
Baca Juga: Ahok dan Sylviana Murni Saling Serang di Atas Panggung Debat
Anies menegaskan bahwa wilayah pantai di Jakarta yang masih bisa dinikmati oleh warga DKI Jakarta sudah semakin sedikit. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya Pemprov DKI Jakarta memaksimalan wilayah tersisa dari Pantai Jakarta untuk dirasakan seluruh rakyat Jakarta," tutup Anies.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis