Suara.com - Bagi orang awam mungkin berpikiran bahwa orang dengan gangguan jiwa hampir dipastikan sudah berakhir hidupnya dan tinggal menyisakan ketidakwarasan selama sisa masa hidupnya.
Pandangan orang awam menilai bahwa orang dengan masalah kejiwaan, atau pandangan sangat awamnya disebut dengan "orang gila", tidak bisa disembuhkan dan akan terus seperti itu.
Tapi faktanya, ODGJ bisa dipulihkan dan bahkan hidup produktif dengan bekerja seperti orang normal pada umumnya.
Kebanyakan orang memang hanya melihat bagaimana ODGJ berhalusinasi, bertingkah sangat aneh, bahkan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Bagaimana tidak berpikiran seperti itu jika dihadapkan pada pemandangan seperti di lorong Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Soeharto Heerdjan Jakarta misalnya.
Seorang ibu lanjut usia dengan wajah yang lusuh, rambut abu-abu dimakan usia dan nyaris berantakan, duduk di kursi roda yang didorong oleh seorang perawat laki-laki. Di kiri kanan perawat itu terdapat juga tiga orang laki-laki berseragam hitam yang mendampingi.
"Pokoknya gua kagak rela Anton, sampai kapan pun gua kagak rela. Pokoknya gua kagak rela Anton, sampai mati gua kagak rela," kata wanita tua di kursi roda sambil menunjuk-nunjuk tangan kanannya ke atas, di sepanjang lorong itu.
Lain hal lagi jika melihat sejumlah pasien ODGJ yang duduk berjajar dengan di hadapannya terdapat sepiring sajian makan siang. Beberapa orang itu hanya terbengong dengan tatapannya yang kosong dan sangat jauh tanpa memedulikan makanannya, sementara beberapa perawat dengan amat sabar berbicara sangat teratur meminta ODGJ untuk memakan santapan makan siang tersebut.
Namun pemandangan berbeda jika masuk lebih dalam ke rumah sakit jiwa tersebut, dimana ada gedung rehabilitasi yang menyediakan pelatihan berbagai keterampilan.
Ada ruang salon dengan berbagai perlengkapannya untuk praktik memotong, mencuci, dan perawatan rambut. Ada pula ruang tata boga yang memberikan pelatihan memasak atau membuat roti kepada orang dengan gangguan jiwa.
Di dalam gedung rehabilitasi yang dijadikan sebagai kantor administrasi pun terpampang lukisan-lukisan warna-warni yang hampir menutupi seluruh dinding.
Lukisan itu diwarnai dengan cat air, krayon, atau pensil warna dengan gambar yang bisa dibilang mirip dengan gambar anak-anak TK dan SD. Tapi apa yang digambarkan mengimajinasikan hal-hal yang tidak biasa.
Pada salah satu lukisan menggambarkan seorang laki-laki yang menunggang kuda bersayap atau pegasus dengan latar belakang sebuah kastil. Lainnya lagi menggambarkan burung cendrawasih dengan rumah adat papua yang dihiasi bunga-bunga.
Ada pula yang melukis sebatang pohon mati yang ditebang setengah, di tengah tanah kering retak-retak, ada telaga kecil di sampingnya, gunung di kejauhan, dan di langit muncul sepasang mata yang melihat dan memancarkan sinar.
Jika beralih ke halaman kompleks gedung RSJ Soeharto Heerdjan yang tengah merayakan hari ulang tahun ke 150 pada Rabu (19/7/2017), dipamerkan berbagai penganan ringan seperti kue kering dan roti yang merupakan hasil karya pasien ODGJ.
Direktur Utama RSJ Soeharto Heerdjan Aris Tambing mengatakan rumah sakit tersebut tengah berupaya mengubah stigma masyarakat yang memandang negatif rumah sakit jiwa dan ODGJ.
Aris menjelaskan upaya tersebut dengan menunjukkan bahwa pasien ODGJ masih bisa produktif dengan berbagai keterampilannya. Satu hal mengenai mantan pasien ODGJ yang sudah bisa bekerja secara profesional sebagaimana orang normal ialah petugas kebersihan.
Dia meminta kepada perusahaan jasa petugas kebersihan yang bermitra dengan RSJ Soeharto Heerdjan untuk mengangkat 20 persen karyawan dari total keseluruhan karyawan yang bekerja di RSJ tersebut berasal dari mantan pasien ODGJ.
Hingga saat ini, kata Aris, RSJ Soeharto Heerdjan telah mempekerjakan mantan pasiennya sebagai petugas kebersihan.
Dari yang semula meragukan, perusahaan jasa tersebut malah meminta lebih banyak lagi karyawan yang berasal dari mantan pasien ODGJ.
Sebelum benar-benar bisa bekerja di dunia nyata secara profesional, RSJ Soeharto Heerdjan membuatkan simulasi pekerjaan terlebih dulu bagi pasien ODGJ. Pengelola RSJ membuatkan mini kafetaria dengan mempekerjakan pasien ODGJ sebagai juru masak, kasir, dan pelayan.
Memulihkan ODGJ
Kepala Instalasi Rehabilitasi RJS Soeharto Heerdjan Safitri Wulandari menjelaskan bahwa ODGJ bisa pulih dengan memperhatikan beberapa aspek.
Aspek rehabilitasi tersebut antara lain manajemen obat di mana pasien harus disiplin meminum obat. Tenaga medis akan memberikan pengetahuan mengenai efek samping obat dan tata cara penggunannya.
Selain itu juga dilakukan manajemen gejala yang timbul. Biasanya halusinasi pasien ODGJ bisa timbul secara tiba-tiba dan perawat bisa menghardik halusinasi tersebut dan mengedukasinya kepada keluarga.
Setelah mengalami aspek perawatan selanjutnya pasien ODGJ dilatih untuk berkomunikasi dengan baik seperti bertegur sapa, berkomunikasi dalam kelompok dan model-model tertentu. Terakhir, baru pasien dipersiapkan untuk kembali ke masyarakat dengan diberikan pelatihan berbagai keterampilan yang bersifat produktif.
Safitri menunjukkan dari hasil penelitian tentang penyakit gangguan jiwa berat atau psikotik bahwa 30 persen orang bisa kembali pulih, 30 persen lainnya bisa hidup normal bersama keluarga meski tidak sepenuhnya pulih, dan sisanya sulit disembuhkan.
Gangguan jiwa disebabkan dari berbagai faktor risiko mulai dari genetik, pola asuh yang salah, tekanan sosial, dan pengaruh narkotika. Kendati demikian, tekanan sosial atau tingkat stres yang tinggi paling mempengaruhi.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam acara peringatan HUT ke-150 RSJ Soeharto Heerdjan mengingatkan bahwa tekanan sosial atau tingkat stress yang tinggi, bisa menyebabkan gangguan kesehatan jiwa.
Nila menekankan bahwa kesehatan kejiwaan di dalam keluarga, merupakan satu hal penting yang harus dipenuhi. Menjalin komunikasi yang baik, bersifat terbuka antar anggota keluarga merupakan salah satu upaya untuk membangun keluarga yang sehat jiwa.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengampanyekan kegiatan "Yuk, Curhat" untuk mengantisipasi timbulnya gejala-gejala gangguan kesehatan jiwa seperti stres dan depresi.
Berbicara dan bercerita, adalah salah satu hal paling mudah dan murah untuk menurunkan tingkat stres, mencegah depresi, dan tetap menjaga kesehatan jiwa.
Tag
Berita Terkait
-
Manusia Cuma Anak Kemarin Sore! Kenalan sama 6 Hewan Abadi yang Umurnya Bisa Ratusan Tahun
-
Hewan-Hewan Tangguh yang Hidup di Tempat Paling Ekstrem
-
7 Ide Hampers Natal yang Unik, Dijamin Bikin Penerima Terkesima
-
7 Olahraga Paling Unik di Dunia: dari Sepak Takraw, Gendong Istri hingga Kejar Keju
-
Dari Toraja hingga Ethiopia: Tradisi-Tradisi Unik yang Masih Dilestarikan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M