Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dakhiri, mengimbau masyakat untuk tidak menomorduakan pelatihan dan pendidikan vokasi. Vokasi memiliki peran strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pekerja Indonesia.
"Pandangan masyarakat yang masih menganggap pelatihan dan pendidikan vokasi sebagai second class, tidak bergengsi, dan tidak keren harus diubah. Justru vokasi makin mendekatkan calon tenaga kerja dengan pasar kerja. Alumni vokasi sesuai kebutuhan industri, " kata Menaker, saat memberikan sambutan pada acara simposium "Pendidikan vokasi (kejuruan), sistem ganda yang berorientasi pada praktik-peluang bagi Indonesia", di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Hanif mengakui, butuh upaya agar masyarakat tidak menomorduakan vokasi. Salah satunya dengan mempermudah akses dan mutu vokasi yang masih terbatas.
Idealnya, dimanapun manusia Indonesia berada, mereka harus memperoleh akses pelatihan kerja dan vocasional training yang berkualitas. Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berupaya memperbaiki balai latihan kerja. Sektor swasta didorong untuk memperbaiki lembaga pelatihan swasta.
Selain itu, kalangan industri pun diminta membuka akses training center untuk masyarakat umum. Mutu SMK dan Politeknik pun terus diperbaiki.
"Jika mutu pelatihan dan pendidikan vokasi terus diperbaiki, serta aksesnya diperluas, dengan sendirinya masyarakat akan tertarik dengan vokasi," lanjut Hanif.
Terkait pengembangan vokasi, lanjutnya, Indonesia harus berkaca dari pengalaman Jerman dan negara-negara Skandinavia yang berhasil melakukan pembangunan ekonomi melalui kontribusi vokasi. Di kawasan tersebut, pelatihan dan pendidikan vokasi mampu menggenjot pembangunan ekonomi secara optimal.
Dalam kesempatan tersebut, Hanif menyambut positif langkah kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan Kadin Jerman dalam pengembangan vokasi yang telah disepakati.
Turut hadir dalam acara simposium tersebut, diantaranya Wakil Dubes Jerman, Hendrik Berkeling, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik, Raden Pardede, Ketua Apindo, Anton J. Supit, dan Deputi Bidang kordinasi Ekonomi Kreatif Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN