Orangutan Tapanuli [Twitter Kementerian LH]
Orangutan Tapanuli resmi menjadi spesies satwa baru di Indonesia, Jumat (3/11/2017). Hal ini berdasarkan riset Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, LIPI, IPB, UNAS, dan YEL-SOCP.
Melalui akun Twitter, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan kabar baik itu.
"Sobat hijau, kita pnya spesies baru orangutan di Sumatera, yaitu: orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis)," katanya di akun @KementerianLHK, empat jam lalu.
Spesies tersebut tergolong sebagai nenek moyang orangutan Sumatera (Pongo Abeli) dan orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus). Mereka hanya dapat ditemui di ekosistem Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara.
Mereka dinyatakan sebagai spesies kera besar baru di dunia. Salah satu keunikannya ukuran tengkorak dan tulang rahangnya lebih kecil dibanding orangutan Kalimantan dan orangutan Sumatera.
Meskipun baru diresmikan sebagai spesies satwa Indonesia, tetapi statusnya sudah langka. Lebih langka dari Gorilla Gunung Afrika.
Pasalnya, berdasarkan laporan pada tahun 2016, populasi orangutan Tapanuli saat ini kurang dari 800 ekor. Selain itu, mereka juga cukup lambat dalam berkembang biak.
Dengan rentang usia 50-60 tahun, umumnya mereka melahirkan anak pertamanya di usia 15 tahun dan jarak melahirkan selama 8 sampai 9 tahun.
Sekitar 85 persen penyebarannya saat ini memiliki status hutan lindung dan 15 persen lainnya adalah hutan primer area pegunungan lain.
Penemuan spesies baru satwa Indonesia ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia itu kaya. Hal ini juga menunjukkan antusiasme masyarakat hingga menjadikan tagar Orangutan Tapanuli sebagai trending topic di media Twitter dan menempati urutan ke empat dengan jumlah 1.170 tweet. (Handita Fajaresta)
Melalui akun Twitter, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan kabar baik itu.
"Sobat hijau, kita pnya spesies baru orangutan di Sumatera, yaitu: orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis)," katanya di akun @KementerianLHK, empat jam lalu.
Spesies tersebut tergolong sebagai nenek moyang orangutan Sumatera (Pongo Abeli) dan orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus). Mereka hanya dapat ditemui di ekosistem Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara.
Mereka dinyatakan sebagai spesies kera besar baru di dunia. Salah satu keunikannya ukuran tengkorak dan tulang rahangnya lebih kecil dibanding orangutan Kalimantan dan orangutan Sumatera.
Meskipun baru diresmikan sebagai spesies satwa Indonesia, tetapi statusnya sudah langka. Lebih langka dari Gorilla Gunung Afrika.
Pasalnya, berdasarkan laporan pada tahun 2016, populasi orangutan Tapanuli saat ini kurang dari 800 ekor. Selain itu, mereka juga cukup lambat dalam berkembang biak.
Dengan rentang usia 50-60 tahun, umumnya mereka melahirkan anak pertamanya di usia 15 tahun dan jarak melahirkan selama 8 sampai 9 tahun.
Sekitar 85 persen penyebarannya saat ini memiliki status hutan lindung dan 15 persen lainnya adalah hutan primer area pegunungan lain.
Penemuan spesies baru satwa Indonesia ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia itu kaya. Hal ini juga menunjukkan antusiasme masyarakat hingga menjadikan tagar Orangutan Tapanuli sebagai trending topic di media Twitter dan menempati urutan ke empat dengan jumlah 1.170 tweet. (Handita Fajaresta)
Komentar
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu