Suara.com - Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia yang bertahta di Vatikan, Paus Fransiskus, akhirnya menggunakan diksi "Rohingya" saat menemui pengungsi kaum minoritas Myanmar tersebut di kamp pengungsian wilayah Bangladesh, Jumat (1/12/2017).
Sri Paus, seperti dilansir Telegraph, sebelumnya diwanti-wanti banyak pihak untuk tak menggunakan kata "Rohingya" saat melawat ke Myanmar dan Bangladesh pekan ini untuk membantu menyelesaikan konflik kemanusiaan komunitas tersebut.
"Tuhan hari ini hadir sebagai Rohingya," kata Paus Fransiskus saat bertemu 16 pengungsi Rohingya yang berhasil kabur setelah diburu militer Myanmar sejak 25 Agustus lalu.
Paus Fransiskus mengakui tragedi persekusi dan penganiayaan militer Myanmar sangat berat untuk dihadapi kaum minoritas Rohingya.
Sri Paus menuturkan, dirinya meminta maaf atas nama pihak penganiaya dan orang-orang yang tak peduli terhadap nasib Rohingya.
"Tragedi yang kalian hadapi sangat keras. Atas nama orang-orang yang telah menganiaya kalian, yang telah melukai kalian, dan ketidakpedulian dunia, saya meminta pengampunan dari kalian semua," pintanya.
Ia lantas memegang semua tangan perwakilan Rohingya yang hadir dan mendengarkan seluruh keluh kesah beserta harapan mereka.
Di antara para pengungsi tersebut adalah Shawkat Ara, seorang anak yatim berusia 12 tahun mengadukan tragedinya kepada Paus.
"Orang tuaku dibunuh. Aku tak tahu arti kegembiraan," tuturnya sembari menangis. Ia juga menceritakan bagaimana aksi militer Myanmar yang membunuh sebagian besar keluarganya.
Baca Juga: Psikiater: Kejiwaan Trump Kian Tak Stabil, Dunia dalam Bahaya
"Mungkin, kami tak bisa berbuat banyak untukmu anakku. Tapi, tragedi yang menimpamu, akan selalu ada dalam hatiku. Aku akan selalu membela kalian," tutur Paus.
Sedikitnya 620.000 warga Rohingya terpaksa melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar setelah diburu militer setempat. Mereka kekinian berada di kamp-kamp pengungsian Bangladesh.
Berita Terkait
-
Mantan Pemain Sunderland Debut bersama Bangladesh, Lawan Negara Eks Persija Jakarta
-
Aceh Kembali Tampung Rohingya: Shelter Baru untuk 92 Imigran di Lhokseumawe
-
Warisan Hijau Paus Fransiskus: Vatikan Buka Sekolah Pertanian Berkelanjutan Pertama
-
Terobosan Kesehatan! Bangladesh Resmikan Pusat Rehabilitasi Robotik Pertama, Didukung China
-
Detik-Detik Mencekam: Jet Tempur Bangladesh Hancurkan Sekolah, Puluhan Nyawa Melayang!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Blak-blakan Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono agar Kemlu Tak Raih Nilai Merah
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG