Suara.com - Israel telah memerintahkan deportasi dua dari tiga warga negara Turki yang sempat ditahan dalam unjuk rasa Palestina pekan lalu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Demikian dikatakan oleh pihak Kementerian Dalam Negeri Israel, Senin (25/12/2017).
Ketiga orang itu ditahan pada Jumat lalu, atas sangkaan menyerang polisi Israel dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang oleh pihak Palestina dipandang sebagai ibu kota negara mereka di masa yang akan datang. Pengadilan Israel lantas membebaskan ketiganya dari dakwaan pada Sabtu.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Israel mengatakan, salah satu dari para lelaki tersebut dijadwalkan dideportasi Senin malam, sementara yang lainnya pada Sabtu. Jubir itu mengatakan bahwa keduanya telah memasuki Israel dengan menggunakan paspor Belgia.
Sebagaimana dilansir Reuters pula, polisi Israel telah menyebutkan ketiganya sebagai wisatawan Turki.
Sebuah foto yang beredar di media sosial menunjukkan mereka berada di antara sekelompok lelaki dan anak-anak yang mengenakan kopiah di luar Al Aqsa. Salah seorang terlihat mengenakan kemeja berbendera Turki dan mengibarkan sebuah bendera Palestina, sedangkan dua lainnya mengangkat foto-foto Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan diketahui bersuara vokal menentang langkah Trump yang mengakui Yerusalem. Langkah Trump ini membalik kebijakan AS mengenai status kota itu yang bagian timurnya dikuasai Israel dalam perang 1967, dan merupakan kota suci bagi kaum Yahudi, Kristen dan Muslim.
Jubir kementerian itu pun mengatakan bahwa dia tidak mempunyai informasi tentang warga Turki ketiga yang telah ditangkap dalam kasus itu. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama