Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola membeli makanan dan minuman di toko - toko yang tutup pasca gempa Palu, Jumat (28/9/2018). Toko - toko itu sempat terjadi penjarahan oleh warga karena distribusi makanan dan minuman belum maksimal sampai ke tangan korban gempa Palu.
Tjahjo melanjutkan saat kejadian tersebut, beberapa bantuan baru masuk ke Palu pada malam harinya dari daerah sekitar. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan mendesak pengungsi dan korban bencana, Mendagri dan sejumlah pejabat yang sedang berada di Palu bergotong royong mengumpulkan uang untuk membeli makanan dan minuman bagi masyarakat.
Tjahjo mengakatakan saat ini masyarakat korban Gempa Palu memerlukan bantuan mendesak berupa makanan dan minuman. Namun, kondisi saat itu semua bangunan toko runtuh dan aliran listrik mati.
"Kondisi darurat, makanan dan minuman belum masuk, toko tutup; (jadi) ya membantu masyarakat yang perlu makan dan minum. Dan saya minta langsung ke Gubernur (Sulteng Longki Djanggola) membeli minuman dari toko yang tutup, (menggunakan) uang gotong royong, saya ikut membeli juga," jelas Tjahjo dalam keterangan persnya, Minggu (30/9/2018).
Tjahjo pun membantah telah terjadi penjarahan di beberapa toko di Palu oleh warga -pengungsi dan korban bencana alam. Dia menceritakan pengalamannya melihat sejumlah warga mengambil makanan dan minuman berhamburan dari kios yang runtuh di Bandara Mutiara SIS AL-Jufrie.
"Bandara kondisi runtuh, tidak ada yang menunggu, listrik mati. Halaman Bandara buat pengungsi. Ada toko di Bandara yang rusak akibat gempa, makanan dan minuman berhamburan kemudian diambil masyarakat. Jadi bukan penjarahan, saya melihat kejadian itu," ujarnya.
Berita Terkait
-
Gempa Donggala, Rumah Atlet Taekwondo Abdul Rahman Retak
-
Menteri dan Pejabat Patungan Beli Makanan untuk Korban Gempa Palu
-
Korban Tewas Gempa Palu dan Donggala Bertambah Mencapai 832 Orang
-
1 Dokter dan 4 Perawat Tangani Ratusan Korban Gempa Palu
-
Pantau Gempa Palu, Ini Cara Ketahui Kerabat dengan Fitur Facebook
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO