Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berpesan kepada Calon Presiden Prabowo Subianto agar tetap menjaga tensi politik di debat kedua Pilpres 2019. Prabowo pun dipastikan tidak akan tampil agresif saat debat nanti.
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean di lokasi debat kedua Pilpres 2019 di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu, (17/2/2019).
Ferdinand mengatakan kalau SBY tidak memiliki pesan khusus kepada Prabowo. Hanya saya, mantan presiden keenam itu berpesan agar Prabowo tetap menjaga suhu politik supaya tetap sejuk.
"Pas berkunjung ke Singapore, Pak SBY menitipkan pesan bahwa pesan Pak SBY menjaga politik ini sejuk, tetap santun supaya tidak terjadi konflik di tengah masyarakat kita. Jadi tidak ada pesan khusus hanya itu saja, menjaga supaya tensi politik jangan terlalu tinggi," tuturnya.
Ferdinand mengungkapkan pesan tersebut disampaikan SBY lantaran melihat tensi politik di masyarakat cukup tinggi akibat dari Pilpres 2019 ini. Sehingga, diharapkan capres tersebut bisa meredam bukan malam meningkatkan ketegangan di masyarakat.
"Karena grasroot kita sedang agak tegang keliatannya. Ketika 01 lewat disambut pasangan 02 dengan pamer jari. Ini mudah-mudahan bukan tanda semakin panas. Kita berharap demokrasi kita akan aman damai tentram, jadi itu saja pesan umum pak SBY pada saat pak Prabowo berkunjung," ucapnya.
Debat kedua Pilpres 2019 mengusung tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup serta infrastruktur itu akan dipandu oleh dua moderator Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. Debat kedua tersebut hanya akan menampilkan kedua kandidat Capres yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Berita Terkait
-
Relawan Pengusaha Muda Arak 'Api Abadi' untuk Jokowi Keliling Jateng
-
Jenguk Ani di Singapura, Khofifah: Pak SBY Tetap Berwibawa Meski Sedih
-
Dapat Pesan Khusus dari SBY, Prabowo Dipastikan Tidak akan Tampil Agresif
-
Sebelum Debat, Jokowi Ajak Keluarga Makan Siang di Kelapa Gading
-
BPN Angkat Bicara Soal Jalan Tol 'Pembunuh Bayaran' Era Jokowi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO