Suara.com - Banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Jawa Timur mulai surut. Namun masyarakat tetap harus waspada karena masih ada potensi hujan lebat hampir di sebagian besar wilayah tersebut yang dapat memicu terjadinya banjir susulan.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jatim hingga dua hari ke depan. Di antaranya Lumajang, Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso.
Kondisi yang sama berpeluang terjadi di Malang, Pasuruan, Bangkalan, Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Gresik, Sampang, Ngawi, Ponorogo, Blitar, Pacitan, Tuban dan Sumenep. Terkait dengan hal tersebut Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun, Jawa Timur, meminta daerah hilir tetap waspada dalam menghadapi luapan Bengawan Solo, karena ketinggian air kembali naik, akibat pasokan air dari hulu.
"Ketinggian air Bengawan Solo sempat turun, tapi sekarang naik lagi karena ada pasokan air dari Kali Madiun juga Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang sempat masuk siaga merah sehari lalu," kata Petugas PJT I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun Muhammad Yudo Nugroho, di Madiun, Jumat (8/3/2018).
Adanya tambahan pasokan air dari Kali Madiun dan air dari Jurug, Solo, Jawa Tengah, itu akan mempengaruhi kenaikan air Bengawan Solo secara signifikan di hilir Jawa Timur. Mengenai kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo dibenarkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia yang menyebutkan Bengawan Solo di hilir memperoleh pasokan air dari Kali Madiun.
"BPBD sudah menetapkan tanggap darurat banjir sejak beberapa hari lalu. Kewaspadaan tetap kita lakukan, sebab ada kiriman tambahan air dari hulu," ujarnya.
Data di BPBD setempat menyebutkan luapan Bengawan Solo dengan status siaga kuning merendam 48 desa yang tersebar di 10 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Kalitidu, Trucuk, Kanor dan Baureno.
Di wilayah genangan banjir air merendam tanaman padi seluas 1.594 hektare, juga pemukiman warga, di antaranya, satu rumah warga di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, hanyut terbawa banjir. Perhitungan BPBD untuk kerugian akibat rusaknya areal pertanian, juga lainnya mencapai Rp1 miliar lebih.
Data PJT I Subdivisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, merangkak naik menjadi 28,25 meter pukul 07.00 WIB.
Baca Juga: Petani Madiun Rugi Rp 7 Miliar karena Banjir Rendam 497 Hektare Sawah
Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko itu, karena memperoleh pasokan air dari hulu, juga hulu, Jawa Tengah, menjadi naik tajam dibandingkan sehari lalu yang hanya mencapai 27,44 meter.
Begitu pula ketinggian air di TBS di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, semula sudah berangsur-ansur turun menjadi 14,18 meter. Tapi kemudian naik menjadi 14,20 meter, padahal sebelumnya sempat mencapai 14,53 meter pada 7 Maret.
Di hilirnya mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, pada waktu bersamaan status Bengawan Solo juga siaga dengan ketinggian air masing-masing 8,26 meter (merah), 5,65 meter (merah), 4,52 meter (merah) dan 2,21 meter ( kuning).
"Sodetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, berfungsi normal bisa mengalirkan debit air banjir Bengawan Solo ke laut sekitar 640 meter kubik per detik," kata Yudo menambahkan.
Banjir Madiun surut
Bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur sejak tiga hari yang lalu pada Jumat pagi terpantau mulai surut. Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan sejak Kamis malam, ketinggian air yang sebelumnya menggenang di area permukiman warga, seperti yang terpantau di wilayah Balerejo, sudah berangsur surut.
Berita Terkait
-
Petani Madiun Rugi Rp 7 Miliar karena Banjir Rendam 497 Hektare Sawah
-
Tepergok Curi Speaker Masjid, Maling Nekat Terjun ke Sungai
-
Tol Ngawi-Kertosono Terendam Banjir, Pemerintah Diminta Audit Amdalnya
-
Dramatis, Pengguna Jalan Tol Caruban Selamatkan 2 Bocah Terjebak Banjir
-
Gerak Cepat Gubernur Khofifah Atasi Banjir di Jawa Timur
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025
-
Debt Collector Makin Beringas, DPR Geram Desak OJK Hapus Aturan: Banyak Tindak Pidana
-
Lagi Anjangsana, Prajurit TNI Justru Gugur Diserang OPM, Senjatanya Dirampas
-
Menteri Haji Umumkan Tambahan 2 Kloter untuk Antrean Haji NTB Daftar Tunggu Jadi 26 Tahun
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!