Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP mendorong penyelenggaraan pilpres dan pileg pada Pemilu 2024 untuk dipisah. Hal itu berkaca pada pengalaman Pemilu 2019 yang dinilai sangat memberatkan sejumlah partai politik.
Pimpinan Sidang Komisi IV Kongres V PDIP, Arif Wibowo mengatakan, usulan tersebut telah dibahas di dalam Kongres PDIP di Hotel Grand Inna Beach, Bali, Jumat (9/8/2019). Dalam pembahasan itu, PDIP sepakat akan mendorong supaya Pilpres dan Pemilu DPD dipisah dengan Pileg DPR RI serta DPRD kabupaten/ kota.
"Pemisahan itu berbasis pada, kalau presiden dan DPD itu kan berbasis pada aspek perorangan, nah kalau legislatif itu aspek kepartaian," kata Arif.
Arif menyebut, usulan itu didasarkan pada pengalaman pada Pemilu 2019 yang dinilainya sangat memberatkan partai politik.
"Mulai dari segi pembiayaan berat, pengorganisasiannya juga berat, kemudian pengaturan terhadap bagaimana partai mampu merumuskan stragegi pemenangan yang tidak berdampak konflik secara internal kepada partai, bagi penyelenggara pun berat," katanya.
Terkait pentingnya ambang batas atau Parliamentery Threshold (PT) berjenjang, menurutnya, PDIP sepakat untuk tingkat DPR ambang batasnya yakni sekurang-kurangnya lima persen, provinsi 4 persen dan kabupaten/kota 3 persen.
"Kalau presidential threshold sudah cukup 20 persen, sudah cukup, tidak ada rekomendasi perubahan," imbuh dia.
Berita Terkait
- 
            
              Saat Presiden Pakai Baju Adat Bali, Warganet Daerah Lain Iri
 - 
            
              Pernak-pernik Souvernir Kongres PDIP di Bali, Semua Serba Merah
 - 
            
              Kongres PDIP di Bali: Momen Kehangatan Prabowo - Megawati hingga Ahok
 - 
            
              Megawati Kembali Terpilih Jadi Ketum PDIP
 - 
            
              Dipilih Secara Aklamasi, Mega Kembali Jadi Ketum PDIP Periode 2019-2024
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Inflasi Jakarta Lebih Tinggi dari Nasional? Gubernur DKI Klaim Ekonomi Tetap Terkendali
 - 
            
              Gubernur Riau Terjaring OTT, Cak Imin Minta Kader PKB Tenang dan Tunggu Keterangan KPK
 - 
            
              Dicap Tak Layak Diberi Gelar Pahlawan, Romo Magnis Suseno Kuliti 'Dosa-dosa' Soeharto Penguasa Orba
 - 
            
              Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Bakal Siapkan Sanksi?
 - 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?