Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritisi usulan penambahan pimpinan MPR menjadi 10 orang. Menurut dia, kepemimpinan MPR bersifat sementara lantaran tugasnya yang tak mencakup banyak hal.
Semisal melantik presiden dan wakil presiden hingga mengamandemen UUD 1945. Ia juga menganggap kepemimpinan MPR hanya sekadar simbolik.
"Itu yang saya tangkap ruhnya pasca amandemen jadi tidak ada lagi kepemimpinan yang tidak terlalu permanen. Kalau ada sekarang, seperti sekarang cuma simbolik aja kayak cuma terima tamu," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
"Terus nanti mimpin sidang yang tugasnya hanya sekali dalam setahun atau sekali dalam lima tahun, enggak ada yang terlalu menuntut sikap permanen dari kepemimpinan MPR itu," sambungnya.
Karena cuma menjadi simbolik itu, lanjut Fahri maka penambahan pimpinan MPR tidak rasiobal lantaran cuma ditujukan agar seluruh fraksi partai mendapat masing-masing satu kursi pimpinan.
"Kalau maksudnya simbolik saya enggak tahu. Kalau simbolik kan ya tidak rasional hanya simbolik supaya semua partai harus dalam kepemimpinan. Saya enggak tahu kalau itu sih itukan simbolik tapi kalau fungsional enggak ada fungsinya gitu," kata Fahri.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3, pimpinan MPR saat ini berjumlah 8 orang. Akan tetapi, direvisi menjadi UU MD3 Nomor 2 tahun 2018 yang mengatur jumah pimpinan MPR pada 2019-2024 menjadi 5 orang.
Sebelumnya, usul pimpinan MPR menjadi 10 orang kali pertama dinyatakan Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay.
Ia menilai jumlah tersebut untuk mengakomodasi semua fraksi terlebih untuk mencegah adanya perebutan kursi pimpinan MPR yang sekarang slotnya hanya 5 kursi dan harus kembali dibagi dengan DPD RI.
Baca Juga: Jadi Pengawas Haji, Fahri Hamzah Pamit di Twitter
"Awal periode ini kan pimpinan MPR 5 orang. Setelah beberapa saat, diubah menjadi 8 orang. Tentu sangat baik jika pimpinan yang akan datang disempurnakan menjadi 10 orang dengan rincian 9 mewakili fraksi-fraksi dan 1 mewakili kelompok DPD. Soal siapa ketuanya, bisa dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat," kata Saleh kepada wartawan, Minggu (11/8/2019).
Berita Terkait
-
Soal Kerusuhan di Papua, Fahri: Presiden Harus Beri Jaminan Ketenangan
-
Fahri Hamzah Puji Pilihan Enzo Jadi WNI, Dukung Cita-Cita di TNI Terwujud
-
Fahri Hamzah: Periode ke-2, Presiden Jokowi harus Lebih Cepat
-
Fahri Hamzah : Pesan Terakhir Mbah Moen, Jaga Agama, Jaga Negara
-
Fahri Hamzah Curiga Mati Listrik Massal Jakarta-Banten karena Bencana Alam
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045