Suara.com - Berita hoaks tentang konflik Papua Barat rupanya tak hanya disebar oleh akun-akun di media sosial, melainkan juga melalui iklan di jejaring sosial Facebook alias Facebook ads.
Kabar itu dilaporkan Al Jazeera, Jumat (4/10/2019), terkait penghapusan yang dilakukan Facebook terhadap sejumlah halaman, grup, dan akun dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.
Akun hingga grup Facebook itu dihapus lantaran menunjukkan "perilaku tidak autentik yang terkoordinasi" yang ditujukan untuk menyesatkan pengguna media sosial.
Facebook, Kamis (3/10/2019), melansir sebanyak 443 akun, 200 halaman, dan 76 grup Facebook, serta 125 akun Instagram, telah dihapus.
Seluruhnya terlacak melakukan tiga operasi berbeda dan "tidak terkait". Salah satunya beroperasi di tiga negara: Uni Emirat Arab, Mesir, dan Nigeria, sedangkan dua lainnya di Indonesia dan Mesir, untuk menyebarkan unggahan dan artikel berita yang menyesatkan.
Di Indonesia, sejumlah akun terlibat dalam penyebaran berita yang berfokus pada isu dalam negeri.
Akun-akun itu diduga menyebarkan informasi bohong saat gelombang aksi demokratis menentang rasisme serta menuntut hak menentukan nasib sendiri di Papua, ada yang berujung kerusuhan.
"Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke sebuah perusahaan media Indonesia InsightID," ujar pihak Facebook.
Selain itu, ditemukan pula pembayaran dalam mata uang rupiah Indonesia sebesar USD 300 ribu atau setara Rp 4,2 miliar untuk iklan Facebook.
Baca Juga: Penyebar Hoaks di Wamena Belum Tertangkap, Kapolda Papua: Masih Dicari
Al Jazeera menambahkan, selama Pemilu 2019, Presiden Jokowi juga menjadi sasaran disinformasi di media sosial. Beberapa orang menuduhnya sebagai seorang komunis dan beragama Kristen.
Sementara itu, beberapa akun di negara lain, kata Facebook, terlibat dalam penyebaran konten dengan topik seperti aktivitas UEA di Yaman, kesepakatan nuklir Iran, dan kritik terhadap Qatar, Turki, serta Iran.
Operasi tersebut menciptakan "jaringan akun yang bertujuan menyesatkan orang lain tentang siapa mereka, dan apa yang mereka lakukan," ungkap Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan siber Facebook.
Facebook menambahkan, perusahaannya menghapus akun "berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka unggah."
"Dalam setiap kasus ini, orang-orang di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menutupi identitasnya," kata pihak Facebook.
Perusahaan teknologi ini menerangkan, perilaku tidak autentik yang terkoordinasi terdeteksi "ketika sekelompok halaman atau akun bekerja sama untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka atau apa yang mereka lakukan."
Berita Terkait
-
Pendiri Facebook Susun Rencana untuk Bendung Pertumbuhan TikTok
-
Bilang Buzzer Jokowi Tak Lagi Diperlukan, Moeldoko: Mereka Merugikan
-
Diancam Diperkosa dan Dibunuh, Veronica Koman: Saya Akan Terus Bela Papua
-
Veronica Koman Diancam Dibunuh: Karena Mereka Tahu Saya Benar soal Papua
-
Istana Bantah Tudingan Pemerintah Gunakan Buzzer
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai