Suara.com - Virus corona baru (Covid-19) telah menjadi pandemi dengan memakan korban ribuan jiwa.
Wartawan di seluruh dunia dihadapkan dengan banyak tantangan dalam meliputnya. Selain risiko kesehatan, jurnalis juga memerangi informasi yang salah sambil tidak memicu kepanikan.
Miraj Chowdhury dari Global Investigative Journalism Network (GIJN) mengumpulkan saran dari berbagai organisasi jurnalisme, wartawan berpengalaman, dan para ahli untuk memberikan beberapa tips liputan virus corona.
Berikut tujuh tips meliput virus corona versi GIJN!
1. Liputan yang bertanggung jawab
Penelitian Karin Wahl-Jorgensen, seorang profesor jurnalisme di Universitas Cardiff menemukan bahwa satu dari setiap sembilan artikel tentang Covid-19 menyebutkan "ketakutan" atau kata-kata terkait.
"Tulisan-tulisan ini juga sering menggunakan bahasa menakutkan lainnya; misalnya, 50 artikel menggunakan frasa 'virus pembunuh," kata Karin Wahl-Jorgensen.
Untuk menghindari penyebaran kepanikan sambil terus memberikan cakupan yang mendalam dan seimbang, diperlukan liputan yang bertanggung jawab. Dikutip dari situs gijn.org, Minggu (15/3/2020), berikut ringkasan sarannya:
- Mengurangi penggunaan kata sifat subyektif dalam pelaporan; misalnya: penyakit "mematikan".
- Gunakan gambar dengan hati-hati untuk menghindari penyebaran pesan yang salah.
- Jelaskan tindakan pencegahan; itu bisa membuat tulisan Anda tidak menakutkan.
- Ingat bahwa cerita statistik kurang menakutkan daripada yang anekdotal.
- Hindari judul clickbait dan menjadi kreatif dalam presentasi.
2. Penyebutan wabah
Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Dishub Jogja Perketat Pengawasan Kantong Parkir
Wartawan telah menggunakan nama yang berbeda untuk virus ini. Misalnya, coronavirus, virus corona, virus corona baru, dan sebagainya. Alangkah baiknya, disebut dengan nama resminya Covid-19.
Sebelumnya, ada juga yang menyebut wabah ini sebagai endemi. Tapi di saat bersamaan yang lain menyebutnya pandemi.
WHO telah memperbarui statusnya, pada 11 Maret, sekarang mereka menyebut COVID-19 sebagai pandemi.
3. Tetap Aman
The Committee to Protect Journalists (CPJ) mengeluarkan saran terperinci untuk jurnalis yang meliput COVID-19 yang mencakup persiapan pra-penugasan, kiat-kiat untuk menghindari infeksi di daerah yang terkena dampak, perencanaan perjalanan, dan peringatan pasca penugasan. Berikut kiat-kiatnya:
- Gunakan sarung tangan pelindung jika bekerja di atau mengunjungi lokasi yang terinfeksi, seperti fasilitas perawatan medis. Peralatan pelindung pribadi medis (APD) lainnya seperti bodysuit dan masker wajah penuh mungkin juga diperlukan.
- Jangan mengunjungi pasar basah (tempat daging atau ikan segar dijual) atau pertanian di daerah yang terkena dampak. Hindari kontak langsung dengan hewan (hidup atau mati) dan lingkungannya. Jangan menyentuh permukaan yang mungkin terkontaminasi oleh kotoran hewan.
- Jika Anda meliput di fasilitas kesehatan, pasar, atau pertanian, jangan sekali-kali meletakkan peralatan di lantai. Selalu dekontaminasi peralatan dengan tisu antimikroba yang bekerja cepat seperti Meliseptol, diikuti dengan disinfeksi menyeluruh.
- Jangan pernah makan atau minum sambil menyentuh binatang, atau di dekat pasar atau peternakan.
- Selalu pastikan cuci tangan dengan air panas dan sabun sebelum, selama, dan setelah meninggalkan area yang terkena.
4. Memilih Ahli
Berita Terkait
-
Cegah Penyebaran Corona, Dishub Jogja Perketat Pengawasan Kantong Parkir
-
Data Terkini Corona di Jabar: 7 Orang Positif Covid-19
-
Kondisi Terbaru Mikel Arteta usai Positif Virus Corona
-
Semi-lockdown Cegah COVID-19, UAD Kuliah Online hingga Tunda Wisuda
-
Tindakan yang Wajib Dilakukan Sebelum Berlakukan Lockdown Akibat Covid-19
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
KPK: Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Diduga Terima Rp 79,7 Miliar dari Kasus Dana Hibah
-
Mengenal Kapal Flotilla yang Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tapi Disergap Tentara Israel
-
Bukan Mengada-Ada, Polisi Ungkap Alasan Kondom Jadi Bukti di Kasus Kematian Arya Daru
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
Kepala BGN: Dampak Program MBG Nyata, Tapi Tak Bisa Dilihat Instan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres
-
Bantah Makam Arya Daru Diacak-acak Orang Tak Dikenal, Polisi: Itu Amblas Faktor Alam!
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis