Kronologi penyebaran virus Corona di India bisa menjadi gambaraan bahwa orang miskin tak punya kekuatan seperti yang dilakukan orang-orang kaya dalam membendung pandemi pada masa silam.
Kasus pertama infeksi Covid-19 di India terdeteksi pada Januari saat seorang mahasiswa kedokteran kelas menengah memutuskan pulang setelah mengenyam studi di Wuhan, China.
Saat itu, pemerintah India hanya melakukan pengujian pada masyarakat yang memiliki riwayat perjalanan. Kehidupan sehari-hari tetap berlangsung.
Para pelayan, pengemudi, buruh yang mencari nafkah di pusat-pusat kota tak memiliki kendali untuk menjaga jarak dengan orang-orang kelas menengah ke atas.
Mereka pulang menggunakan transportasi umum dan berdesak-desakan di kereta sebelum akhirnya kembali kepada keluarganya di daerah-daerah penyangga.
Pada pertengahan Maret, kasus pertama yang menginfeksi orang miskin di India pun muncul.
Pembantu rumah tangga berusia 68 tahun diduga terinfeksi virus Corona dari sang majikan yang baru kembali dari Amerika Serikat.
Peristiwa itu membuat pemerintah India menekan kebijakan lockdown nasional. Namun para aktivis menganggap keputusan itu sedikit terlambat lantaran India tak sesegera mungkin menutup akses bandara saat kasus Corona kali pertama muncul.
"Mereka yang kembali dari luar negeri jelas tidak miskin," kata Bhatti. "Jika kita mengkarantina mereka pada awalnya, India akan berada dalam posisi yang lebih baik hari ini."
Baca Juga: Peneliti Duga Virus HEV Tikus Sudah Ada Sejak Lama, ini Saran Pencegahannya
Kim Jungyoung, seorang profesor sosiologi di Universitas Kyung Hee Korea Selatan menuding orang-orang kelas atas cendrung oportunitis dan mementingkan diri sendiri di masa pandemi Covid-19.
Setelah wabah virus Corona menyebar di dunia, para mahasiswa Korea Selatan yang belajar di luar negeri berbondong-bondong pulang.
Padahal, selama beberapa tahun terakhir mereka terlihat amat menikmati hidup di negeri orang.
"Kelas kaya memiliki keuntungan transnasional karena dapat memilih untuk belajar di luar negeri," kata Kim Jungyoung
"Sekarang mereka berada di tempat yang sulit dan memilih kembali, bagi beberapa orang, apa yang mereka lakukan tampak seperti oportunis yang egois."
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir