Suara.com - Warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, sudah mendapat bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat terkait pandemi Covid-19. Hanya saja, belum semua warga Kampung Akuarium mendapat bantuan dari Kementerian Sosial.
Warga Kampung Akuarium kekinian tergabung dalam satu shelter yang terdiri dari tiga Blok. Tiga blok yang berbentuk letter U ini masing-masing dihuni lebih dari 20 jiwa. Blok A, dihuni oleh 38 KK, Blok B dihuni 26 KK, dan Blok C dihuni 24 KK.
Ketua RT 12 RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara, Topaz Juanda mengatakan, bantuan sosial tersebut tiba di Kampung Akuarium pekan lalu.
"Sudah, bantuan sosial dari pemerintah pusat sudah turun seminggu yang lalu," ungkap Topaz saat dijumpai Suara.com di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/5/2020).
Meski demikian, belum seluruh warga Kampung Akuarium mendapat bantuan sosial tersebut. Topaz mengatakan baru sekitar 40 persen dari total keseluruhan Kepala Keluarga (KK) yang mendapatkan bantuan tersebut.
"Belum semua, hanya 40 persen KK saja yang mendapat bantuan sosial," bebernya.
Bantuan sosial dari Pemerintah Pusat tersebut terdiri dari 9 jenis. Mislanya, 10 kilogram beras, dua liter minyak goreng, 11 bungkus mie instan, tiga batang sabun mandi, hingga satu kotak susu UHT.
"Bantuan sosial dari pemerintah itu terdiri dari 9 item," beber Topaz.
Lebih lanjut, kawasan Kampung Akuarium juga sudah dilakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan tersebut dilakukan secara mandiri dan ada juga yang digelar oleh pihak Kecamatan Penjaringan.
Baca Juga: Wanita Cantik Bunuh Diri karena Depresi, Hotman Paris: Gara-gara Corona!
"Sudah ada penyemprotan dari tingkat kecamatan, dan kami juga punya alat penyemprot sendiri sumbangan dari luar dan melakukan penyemprotan secara mandiri," kata Topaz.
Untuk diketahui, sebagian besar masyarkat Kampung Akuarium adalah nelayan. Topaz mengatakan, para nelayan yang juga pernah menjadi manusia perahu hingga kini masih tetap melaut meski pandemi corona melanda.
Menurut Topaz, aktivitas para nelayan masih berjalan normal seperti sebelum virus corona datang sebagai tamu tak diundang. Mungkin, kata Topaz, para nelayan masih berani melaut karena tidak ada kerumunan orang banyak di tengah laut.
"Kalau nelayan, mereka masih bisa ke laut karena di laut enggak ada kegiatan kerumunan massa. Jadi kalau sih nelayan masih melaut," kata dia.
Kenyataan berbeda justru dialami warga Kampung Akuarium yang bukan berprofesi sebagai nelayan. Para warga yang bekerja sebagai buruh harian merasakan dampak ekonomi yang nyata.
Topaz mengatakan warga Kampung Akuarium yang bekerja sebagai buruh harian kekinian sudah dirumahkan. Topaz berkisar, dari 30 warga Kampung Akuarium yang bekerja, kini hanya tersisa 10 sampai 15 orang saja. Sisanya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Prabowo Desak Dunia Akui Palestina: Janji Indonesia Siap Akui Israel
-
Tutup Pintu Damai, Ridwan Kamil Pilih Tak Hadir Saat Mediasi dengan Lisa Mariana di Bareskrim
-
Tak Hanya Obat Palsu, BPOM Perketat Pengawasan Kosmetik dan Skincare Ilegal
-
Kepala BPOM Jawab Surat Terbuka Nikita Mirzani : Siap Jadi Saksi, Asal Diminta Hakim
-
Harta Wahyudin Moridu Minus Rp 2 Juta, KPK Ingatkan Pejabat Jujur LHKPN
-
"Negeri Ini Disandera!": Erros Djarot Bongkar Dominasi Ketua Umum Partai dan Oligarki di Indonesia
-
9 Bulan Berjalan, Kepala Badan Gizi Nasional Sebut Sudah 4700 Siswa Keracunan MBG
-
BPOM dan PSI Perangi Obat Palsu, Libatkan Marketplace hingga Interpol
-
Rezim Jokowi Rusak Peradaban? Erros Djarot Bongkar Borok Nepotisme dan Buzzer di Lingkar Kekuasaan
-
Mahfud MD Buka Suara Soal Reshuffle dan Menko Polkam Baru: Reformasi Polri Jangan Mandek