"Mas boleh nego. Jujur saja, asal tidak terlalu parah negonya," kata Jingga saat berbincang dengan Suara.com.
Pelanggan jasa seks berbayar beragam. Mereka bisa datang dari usia muda hingga tua. Sopan dan brengsek. Di aplikasi Michat, kenyataan-kenyataan seperti itu bisa dijumpai. Sebagai orang yang terlanjur basah di dunia itu, Jingga sudah mengerti betul ciri-ciri pelanggan yang hendak memakai jasanya.
Jingga bercerita, kebanyakan pelanggannya adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Kelas yang ingin merasakan kenikmatan seks dengan kocek yang tidak terlalu mahal.
Jingga pun mengaku pernah mendapat seorang tamu berusia 18 tahun. Rasanya seperti berhadapan dengan anak sendiri, kata Jingga.
Jingga juga sering berhadapan dengan calon pelanggan brengsek. Mereka biasanya menawar harga dengan nominal yang murah atau hanya modus belaka. Banyak calon pelanggan yang sudah membikin janji dengan Jingga untuk bermain seks namun hilang tanpa kabar.
Terkait hal tersebut, Jingga punya kiat sukses untuk menangkal calon pelanggan brengsek yang cuma memberi harapan palsu. Jingga punya peraturan yang harus dipenuhi oleh para calon pelanggannya.
Setelah proses negosiasi di Michat menemukan kata 'iya', Jingga meminta sang pelanggan untuk datang ke hotel kelas melati di kawasan Tanah Abang. Sang pelanggan diminta untuk menyewa kamar terlebih dahulu --tentunya biaya sewa kamar ditanggung oleh sang pelanggan. Setelah memesan kamar, sang pelanggan diminta untuk mengirimkan foto kunci kamar sebagai tanda kalau sudah memesan kamar.
Jingga juga punya cara lain untuk memastikan kalau pelanggannya sudah memesan kamar. Dia biasa menelepon pegawai hotel untuk memastikannya. Misalnya, sang pelanggan mengaku sudah berada di kamar nomor 205, lantai dua. Jingga meminta data kepada pegawai hotel apakah ada orang yang memesan kamar tersebut dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan.
"Saya telepon pegawai sini, "Mas di lobi ada orang nunggu gak" saya tanya gitu. Ciri-ciri juga sudah kasih tahu. 'Oh gak ada', kalau jawaban pegawai gak ada orang nunggu, berarti orang yang ingin menggunakan jasa saya itu bohong. Kalau memang ada yang sudah nunggu, saya baru jalan dari kontrakan," ujar Jingga.
Baca Juga: Polisi Peneror Air Keras Dituntut 1 Tahun, Kubu Novel: Peradilan Sandiwara!
Saat kami sedang asyik berbincang, ada pesan singkat Michat yang mampir di ponsel Jingga. Rupanya ada calon pelanggan yang hendak bermain seks dengan dia. Sang calon pelanggan memaparkan kepada Jingga kalau dia memakai kaos berwarna merah dan sudah berada di lobby hotel. Guna memastikannya, Jingga langsung menghubungi petugas hotel yang berada di meja resepsionis, dekat lobi hotel.
"Nih saya kasih lihat chat-nya, dia katanya pakai baju merah dan lagi di parkiran. coba kita telepon resepsionis hotel ya" kata dia. Telepon berdering.
Jingga: Mas, di lobby hotel ada orang pakai kaos warna merah nggak?
Petugas: Kalau di lobby nggak ada.
Jingga: Kalau di parkiran?
Petugas: Kalau diparkiran ada orang lagi ngobrol sama security.
Jingga: Kaos merah?
Petugas: Bukan, ini orang yang sering nongkrong di sini.
Jingga: Oh ya sudah. Bohong berarti. Terima kasih ya, Mas.
Jingga juga sudah bisa mengetahui ciri-ciri pelanggan yang cuma modus. Dia bisa mengetahui mana saja calon pelanggan yang cuma ingin menipu dirinya. Biasanya, hal itu terlihat dari proses negosiasi harga lewat chatting, Michat.
Jika ada pelanggan yang minta hal aneh-aneh, Jingga langsung memblokir akun tersebut. Permintaan aneh itu misalnya minta foto bugil atau foto payudara sebagai bukti kalau Jingga benar-benar perempuan. Selain itu, jika sang calon pelanggan yang memulai percakapan dengan kata yang tidak sopan, Jingga tidak akan melayaninya.
"Saya sudah tahu kalau ada orang yang mau modus, saya langsung blokir. Pertama, pasti ada yang minta foto aneh-aneh kaya pap tete, foto bugil lah, itu sudah pasti nggak bener. Terus sudah kelihatan juga dari gaya bahasa ketika chatingan, kalau sudah nggak sopan, berarti bohong," ujar Jingga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!