Suara.com - Sejumlah media belakangan memberitakan bahwa laman daringnya telah diretas. Fenomena peretasan ini ikut dikomentari oleh Ariel Heryanto melalui akun Twitter pribadinya pada Minggu (23/8/2020)
"Akun @ainunnajib sudah. Akun @drpriono sudah. Situs tempo.co sudah. Situs tirto.id sudah. Emangnya ini kerjaan nitizen biasa yang iseng? wkwk." tulisnya.
"Semua akun emang bisa diserang. Tapi ga sembarang orang bisa dan berkepentingan nyerang atau diserang kan." lanjutnya.
Komentar Ariel Heryanto tentang peretasan yang terjadi tersebut mengundang tanggapan warganet.
Sejumlah warganet meyakini bahwa peretasan ini bukan dilakukan oleh orang-orang biasa. Mereka menduga bahwa peretasan ini dilakukan oleh orang yang memang memiliki kepentingan tertentu.
Selain itu, publik pun menyayangkan terjadinya peretasan ini. Terlebih lagi apabila peretasan ini dimaksudkan untuk menghilangkan informasi yang semestinya diketahui publik.
"Bentuk pressing seperti ini tak ubahnya seperti masa kolonial ketika pihak penguasa mencoba merepresi suara publik. Pada akhirnya kita kembali ke masa kolonial. Merdeka tapi terjajah." ungkap salah seorang warganet.
"Jangan lupa juga, permainan begini udah lama berjalan. Selain mereka, akun oposisi yang vokal juga udah banyak yang kena." ujar warganet lainnya.
Komentar Ariel Heryanto melalui akun Twitternya tersebut berangkat dari laporan adanya peretasan beberapa akun dan media.
Baca Juga: Situs Berita Tempo.co Diretas, Pemred: Ada Dugaan untuk Membungkam
Salah satu media yang melaporkan bahwa lamannya telah diretas adalah tempo.co yakni pada Jumat (21/8/2020)
Situs Berita Tempo.co Diretas, Pemred: Ada Dugaan untuk Membungkam
Pemimpin Redaksi Tempo.co, Setri Yasra, menyebut aksi peretasan yang menimpa laman daring beritanya pada Jumat (21/8/2020) dini hari ada dugaan sebagai upaya untuk membungkam.
"Jadi kami menduga agar ada upaya membuat kami apa tak tahu, ada upaya membungkam lah. 'Oke kalian jangan macam-macam kami bisa lakukan apa saja'," kata Setri dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (22/8/2020).
Setri mengatakan, pihaknya juga menangkap adanya aksi peretasan ini sebagai upaya teror menakut-nakuti agar Tempo.co tak menulis pemberitaan yang kritis.
"Langkah pertama kita ingin sampaikan pesan kita bahwa kita tidak takut, kita akan seperti biasa. Tempo akan tetap memberitakan apa yang ada di lapangan tanpa hambatan apa-apa," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat