Suara.com - Barbados ingin mencopot Ratu Elizabeth II sebagai kepala negaranya dan menjadi republik setelah merdeka dari koloni Inggris pada tahun 1966.
Barbados telah mempertahankan hubungan formal dengan monarki seperti halnya beberapa negara lain yang pernah menjadi bagian dari kekaisaran.
"Waktunya telah tiba untuk sepenuhnya meninggalkan masa lalu kolonial kita," kata Gubernur Jenderal Barbados Sandra Mason, disadur dari The Sydney Morning Herald, Rabu (16/9/2020).
"Orang Barbad menginginkan kepala negara Barbadian. Ini adalah pernyataan keyakinan tertinggi pada siapa kita dan apa yang mampu kita capai." sambungnya saat menyampaikan pidato atas nama Perdana Menteri Mia Mottley.
"Oleh karena itu, Barbados akan mengambil langkah logis berikutnya menuju kedaulatan penuh dan menjadi Republik pada saat kita merayakannya. Hari Jadi ke-55 Kemerdekaan." tegasnya. Hari jadi tersebut akan datang pada November 2021.
Istana Buckingham mengatakan masalah itu adalah masalah rakyat Barbados. Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan keputusan itu diambil oleh Barbados.
"Barbados dan Inggris bersatu dalam berbagi sejarah, budaya, bahasa dan banyak lagi. Kami memiliki kemitraan yang langgeng dan akan terus bekerja dengan mereka bersama dengan semua mitra Karibia kami yang berharga," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Gubernur Jenderal Barbados diangkat oleh Ratu atas saran perdana menteri negara tersebut. Gubernur jenderal mewakili Ratu di acara-acara resmi seperti pembukaan Parlemen negara bagian, yang merupakan kesempatan di mana Mason menyampaikan pidato pada hari Selasa.
Inggris telah memainkan peran kunci dalam sejarah Barbados, yang diubah oleh perdagangan budak Atlantik. Pulau tersebut diklaim Inggris pada tahun 1625 ketika Kapten Henry Powell mendarat di sana.
Baca Juga: Legenda MU Yakin Mohamed Salah Segera Bersaing untuk Gelar Ballon d'Or
Itu dengan cepat diselesaikan dan tetap di tangan Inggris selama berabad-abad, tidak seperti pulau Karibia lainnya yang diperebutkan oleh Spanyol, Inggris, Belanda, Prancis dan Amerika.
Populasi saat ini di bawah 300.000 orang sebagian besar adalah keturunan Afrika. Hal tersebut dipengaruhi oleh masuknya budak asal Afrika untuk bekerja di ladang perkebunan gula.
Beberapa hubungan budaya dengan Inggris masih terlihat, seperti kota-kota memiliki nama seperti Hastings dan jalan-jalan seperti Liverpool Lane, sedangkan olahraga kriket sangat populer.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?