Suara.com - Paus Fransiskus mengatakan pandemi virus corona covid-19 telah menyingkap tabir, bahwa sistem ekonomi kapitalisme tidak dapat menyelesaikan masalah global yang kekinian menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan.
Menyadur CNN, Senin (5/10/2020), pandangan itu diungkapkan Paus Fransiskus lewat ensiklik atau surat edaran untuk para uksup setebal 70 halaman.
Ensiklik berjudul Fratelli Tutti atau "Semua Bersaudara" itu disampaikan Paus Fransiskus lewat kotbah di Lapangan Santo Petrus di Vatikan Minggu (4/10/2020).
"Pasar dengan sendirinya tidak dapat menyelesaikan setiap masalah, betapa pun kami diminta untuk mempercayai dogma iman neoliberal ini," kata Paus Fransiskus dikutip dari CNN, Senin (5/10/2020).
Dia menambahkan bahwa kapitalisme pasar bebas "mereproduksi dirinya sendiri" dengan menggunakan teori ajaib "spillover" atau "trickle" sebagai satu-satunya solusi untuk masalah masyarakat.
Menurut Paus, apa yang ditawarkan kapitalisme tidaklah mampu menyelesaikan ketidaksetaraan yang timbul di masyarakat.
Dalam ensiklik tersebut, Paus Fransiskus menegaskan kembali visi paus untuk masyarakat yang lebih komunal, yang mencakup penggunaan properti pribadi.
"Tradisi Kristen tidak pernah mengakui hak milik pribadi sebagai mutlak atau tidak dapat diganggu gugat dan telah menekankan tujuan sosial dari semua bentuk milik pribadi," tulis Paus dalam ensikliknya.
Ensiklik tersebut mencakup berbagai topik sosial termasuk imigrasi, hukuman mati, populisme, dan ketidakadilan ekonomi.
Baca Juga: Manajemen Benarkan Istri Pemiliki Abuba Steak Meninggal Terinfeksi Covid-19
Dia juga menyinggung rasisme, menyebutnya sebagai "virus yang bermutasi dengan cepat dan bukannya menghilang, malah bersembunyi dan bersembunyi dalam menunggu".
Paus juga mempertanyakan mengapa butuh waktu lama bagi Gereja Katolik untuk dengan tegas mengutuk perbudakan.
"Fratelli Tutti" adalah ensiklik ketiga Paus Fransiskus, dan dia menandatanganinya di makam Santo Fransiskus di Assisi.
Menyadur data Worldometers.info, kasus infeksi virus Corona telah menyentuh 35.406.029 orang. Hingga Senin (5/10/2020), total kematian telah menembus angka 1.041.881 jiwa.
Amerika Serikat, negara yang identik dengan sistem kapitalisme, menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi virus Corona tertinggi.
Hingga kini, negara yang dipimpin Donald Trump tersebut telah mencatatkan lebih dari 7,6 juta kasus infeksi virus Corona di mana angka kematian mencapai 214.611 jiwa.
Berita Terkait
-
Ada Klaster Santri, MUI Jabar Minta Pemprov Buat Tempat Isolasi di Ponpes
-
13 Pasien Positif Covid-19 di Aceh Timur Jalani Perawatan
-
Dampak Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Jakarta Naik
-
Viral Foto Bareng Anggota DPR: Bukan Kami Langgar Covid, Disuruh Kameramen
-
Videografis: Kenaikan Pasien Covid-19 di Indonesia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP