News / Internasional
Rabu, 04 November 2020 | 15:55 WIB
Amerika Serikat [Shutterstock]

Dengan sistem pemilu Amerika yang berlaku ini, seorang kandidat dapat kalah meski menang pada suara mayoritas rakyat. Dengan demikian, apapun hasil pemungutan suara rakyat, kandidat yang memperoleh suara lebih banyak pada tahap Electoral College akan menang.

Kondisi ini terjadi pada tahun 2016. Trump memenangkan pemungutan suara di Electoral College tapi kalah jauh dari Hillary Clinton pada pemungutan hasil suara rakyat.

Sebelumnya, tahun 2000 pernah terjadi masalah serupa. Kandidat Demokrat Al Gore mengalahkan kandidat Republik George W. Bush dalam pemilihan suara rakyat. Akan tetapi, Bush berhasil memenangkan suara di Electoral College. Akhirnya, Bush yang jadi presiden.

Kondisi Istimewa Sistem Pemilu Amerika

Bila tidak ada kandidat yang memenangkan suara dari Electoral College, maka pemilihan presiden diserahkan ke Kongres.

Jika dalam tahap Electoral College tidak diperoleh suara mutlak maka tugas memilih presiden diserahkan ke DPR. Masing-masing delegasi negara bagian di DPR memiliki satu suara. Anggota DPR juga memiliki keleluasaan untuk menentukan cara memberikan suara.

Apabila terjadi kegagalan hingga hari pelantikan tiba pada 20 Januari, wakil presiden terpilih dari proses Senat yang akan menempati posisi presiden sementara waktu sampai presiden terpilih oleh DPR.

Demikian informasi mengenai sistem pemilu Amerika yang tidak sama seperti negara lainnya. Semoga dapat dimengerti.

Kontributor : Mutaya Saroh

Baca Juga: Hasil Sementara, Biden Ungguli Trump 91 Suara Elektoral

Load More