Suara.com - Kemarin, Selasa, 3 November 2020, warga Amerika Serikat (AS) memilih calon presiden untuk empat tahun ke depan. Bagaimana sistem pemilu Amerika Serikat? Apakah sama seperti di Indonesia?
Ada dua calon presiden yang harus dipilih oleh Warga Amerika Serikat, yaitu petahana Donald Trump yang mewakili Partai Republik dan Joe Biden yang mewakili Partai Demokrat. Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, seluruh warga AS yang berusia di atas 18 tahun berhak untuk memberikan suara.
Calon presiden yang mendapatkan suara terbanyak dari rakyat tidak otomatis menjadi pemenang. Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, ada sebuah tahap yang lebih menentukan daripada suara warga.
Warga AS memiliki peran hanya sebagai penentu jumlah pemilih untuk maju lagi ke tahap akhir, yaitu Electoral College. Apa itu Electoral College?
Mengenal Sistem Electoral College, Amerika Serikat
Presiden terpilih yang sebenarnya akan ditentukan oleh badan Electoral College. Electoral College adalah satu-satunya sistem pemilihan yang menentukan untuk kandidat presiden.
Siste ini tak seperti pemilihan di republik lain yang mana jumlah terbanyak berdasarkan pilihan rakyatlah yang muncul sebagai pemenang. Jumlah electors dalam "Electoral College" di setiap negara bagian sama dengan jumlah anggota kongres yang dimiliki oleh negara bagian tersebut.
Setiap elektor dalam badan ini memberikan satu suara setelah pemilihan umum dilakukan. Total ada 538 suara elector. Agar bisa memenangkan pemilihan Presiden, kandidat Presiden harus mendapatkan lebih dari setengah suara.
Perbedaan Penerapan Kandidat Elector
Baca Juga: Hasil Sementara, Biden Ungguli Trump 91 Suara Elektoral
Kandidat elector ditentukan partai politik di setiap negara bagian. Setiap partai politik membuat daftar calon pemilih. Daftar itu dibuat beberapa saat setelah pemilihan umum dilakukan.
Partai politik sering memilih individu yang memiliki dedikasi terhadap partai politik terkait. Sistem pemilihan di 48 negara bagian di AS, ditambah wilayah khusus ibu kota District of Columbia menerapkan prinsip winner takes all dalam proses pemungutan suara.
Dalam prinsip ini, kandidat yang bisa memperoleh suara terbanyak di suatu negara bagian akan mengambil seluruh suara di negara bagian itu, termasuk dari mereka yang tidak memilihnya.
Namun demikian, prinsip tersebut tidak berlaku di dua negara bagian, yaitu Nebraska dan Maine. Kedua negara bagian itu menerapkan prinsip proporsional di mana jumlah suara elector yang didapat capres hanya dihitung sesuai yang mereka dapat.
Konstitusi atau UU di tingkat Federal (negara) sendiri tidak mewajibkan para elector untuk memberikan suara menurut hasil pemilihan umum (popular vote) di negara bagian mereka. Meski begitu, beberapa negara bagian mengharuskan elector memberikan suara mereka sesuai dengan suara mayoritas masyarakat.
Kandidat Pemenang Suara Mayoritas Rakyat Bisa Kalah
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!