Suara.com - Penyambutan kedatangan Habib Rizieq Shihab mulai dari Bandara Soekarno-Hatta hingga markas Front Pembela Islam di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2020), digambarkan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin sebagai yang terbesar di dunia.
"Itu luar biasa, fenomena yang begitu luar biasa, spektakuler, mungkin dalam sejarah penjemputan ini terbesar dunia," kata Novel kepada Suara.com. Novel ikut dalam menyambut Rizieq di Bandara dan ketika sedang dihubungi Suara.com, dia sedang dalam perjalanan menuju Petamburan.
Novel mewakili panitia penyambutan Habib Rizieq meminta maaf kepada masyarakat yang terganggu aktivitasnya oleh adanya konsentrasi pendukung Habib Rizieq di berbagai tempat, terutama di akses menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Akibat kemacetan di jalur menuju bandara, sejumlah maskapai menjadwal ulang penerbangan karena sebagian calon penumpang terlambat datang. Jalur dari Slipi ke arah Tanah Abang dan sebaliknya juga ditutup untuk sementara siang ini.
Novel menggambarkan jumlah pendukung yang menyambut kedatangan Habib Rizieq lebih banyak dari massa yang menyambut pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khomeini di Bandara Teheran pada 1979 ketika pulang ke Iran dari pengasingan di Paris, Prancis.
Novel mengatakan demikian karena sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut, "Rizieq Shihab itu bukan Khomeini. Kalau Khomeini mau pulang dari Paris seluruh rakyatnya mau menyambut karena Khomeini orang suci."
Masyarakat yang menyambut Habib Rizieq, kata Novel, mayoritas pendukung aksi damai tahun 2016 atau yang dikenal Aksi Bela Islam atau aksi 212. Menurut Novel, jumlah massa dalam aksi 212 ketika itu mencapai lebih dari 13 juta orang dan yang menyambut Habib Rizieq hari ini dia perkirakan mencapai separuhnya. "Mayoritas penduduk Indonesia cinta ke beliau."
Novel menggambarkan bagaimana pendukung menyambut kedatangan Rizieq, "banyak yang histeris, nangis, luar biasa."
Ketika diminta membandingkan dengan penyambutan terhadap Presiden Joko Widodo, menurut Novel, "penyambutan terhadap Presiden masih jauh, nggak ada apa-apanya."
Dia menggambarkan sosok Rizieq sebagai panutan umat dan seorang imam besar, dan merakyat. "Nggak mau pakai protokol. Nggak ada batas sama sekali dengan masyarakat," katanya.
Baca Juga: Panitia Penjemput Habib Rizieq Minta Maaf Bikin Jalan Tol Bandara Lumpuh
Di Petamburan, kata Novel, Rizieq disambut dengan tradisi Betawi. "HRS datang sudah berikan energi postiif bagi bangsa ini," kata dia.
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Bareskrim Ringkus 17 Pengedar Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, Ada 6 Sindikat!
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
Respons Putusan MK, Setyo Budiyanto Tegaskan KPK Masih Perlukan Penyidik dari Polri
-
Soroti Penangkapan Massal, Mahfud MD Minta Penahanan Ribuan Demonstran Dievaluasi
-
Laka Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Komisi V Minta Investigasi: Apa Ada Kelalaian?
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan