Suara.com - Warga keturunan Asia, termasuk asal Indonesia, perlu waspada kemungkinan dampak kesehatan karena adanya badai asma di tengah musim semi menjelang musim panas di Australia seperti sekarang ini.
Peringatan mengenai kemungkinan adanya badai asma atau 'thunderstorm asthma' telah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan negara bagian Victoria terhadap beberapa kawasan hari Rabu dan Kamis pekan ini.
Disarankan mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit asma untuk tidak keluar rumah ketika terjadi perubahan cuaca, saat badai angin kencang dan hujan turun setelah suhu tinggi.
Peringatan mengenai kemungkinan adanya badai asma semakin sering dilakukan dalam beberapa tahun terakhir di Australia, menyusul badai asma yang terjadi di Melbourne yang menyebabkan 10 orang meninggal.
Ketika itu, tepatnya 21 November 2016, tiupan angin kencang yang kemudian disertai hujan menciptakan udara yang penuh dengan serbuk rumput atau 'pollen' yang menyebabkan banyak orang mengalami serangan asma.
Bagaimana badai asma terjadi?
Di negeri empat musim seperti Australia, tanaman termasuk rumput akan tumbuh dan bermekaran di musim semi, karena cuaca yang lebih hangat.
Di saat seperti inilah, serbuk-serbuk dari tanaman semakin banyak di udara.
Bagi sebagian orang, serbuk itu bisa masuk ke dalam sistem saluran pernapasan dan menimbulkan alergi, kondisi yang disebut 'hay fever'.
"Dalam kondisi biasa, pollen itu ukurannya 35 micrometer, sehingga biasanya polen itu hanya masuk ke saluran pernapasan bagian atas, sehingga timbul gejala seperti hidung mampet," kata Putri Ramadhany.
Baca Juga: WNI di Melbourne Manfaatkan Tes dan Isolasi Covid Demi Insentif Rp4,6 Juta
Namun ketika terjadi badai, saat angin bertiup kencang dan kemudian hujan, maka serbuk-serbuk itu pecah menjadi partikel lebih kecil dan dapat dibawa angin dalam jarak yang jauh.
"Dalam penelitian disebutkan karena angin, partikel itu bisa pecah menjadi 2,5 micrometer dan kemudian masuk ke saluran pernapasan bawah sehingga memacu asma," kata Putri.
Saat badai asma di tahun 2016, tidak ada peringatan sama sekali bagi mereka yang berada di luar rumah atau tidak membawa obat untuk meredakan serangan asma, karenanya banyak yang meminta pertolongan segera.
"Memang mereka yang berisiko terkena asma ketika adanya badai ini adalah mereka yang sudah terkena hay fever, walau sebelumnya mereka mungkin tidak pernah mengalami asma," kata Putri lagi merujuk kepada berbagai penelitian yang dibacanya.
Cara menghindari dampak badai asma
Puncak musim polen di Australia terjadi antara bulan November sampai dengan Desember.
Oleh karena itu, menurut Putri, sebaiknya selama musim semi dan musim panas bila ingin berkegiatan di luar rumah di Australia, hal yang perlu dilakukan antara lain mengecek kadar polen dan ramalan cuaca setiap hari.
Tag
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka