Suara.com - Serum Institute of India menyampaikan bahwa pihaknya dilarang untuk mengekspor vaksin Covid-19 buatannya hasil kolaborasi Oxford University-AstraZeneca.
Menyadur Channel News Asia, Senin (4/1/2021) vaksin tersebut diizinkan untuk penggunaan darurat oleh regulator India pada hari Minggu, tetapi dengan syarat bahwa Serum Institute tidak boleh mengekspor untuk memastikan bahwa populasi yang rentan di India terlindungi.
Adar Poonawalla, CEO Serum Institute of India, mengatakan dalam wawancara dengan The Associated Press mengatakan perusahaan juga dilarang menjual vaksin di pasar swasta.
"Kami hanya bisa memberikan (vaksin) kepada pemerintah India saat ini," kata Poonawalla, seraya menambahkan keputusan juga dibuat untuk mencegah adanya penimbunan.
Akibatnya, kata Poonawalla, ekspor vaksin COVAX, sebuah inisiasi dari WHO untuk menciptakan keadilan distribusi vaksin, juga akan terkendala hingga Maret atau April.
Poonawalla mengatakan bahwa Serum Institute saat ini sedang dalam proses penandatanganan kontrak yang lebih besar dengan COVAX untuk memproduksi 300-400 juta dosis vaksin.
Sebanyak 100 juta dosis pertama vaksin dijual kepada pemerintah India dengan "harga khusus" sebesar 200 rupee (Rp 38.000) per dosis, setelah itu harga akan lebih tinggi, kata Poonawalla.
Jika vaksin tersebut akan dijual di pasar swasta, akan dibanderol dengan harga 1.000 rupee (Rp 190.000) per dosis.
Poonawalla mengatakan vaksin akan dikirim ke negara bagian India, yang membutuhkan waktu waktu tujuh hingga 10 hari, setelah perusahaan menyelesaikan kesepakatan dengan pemerintah India.
Baca Juga: Tidak Hanya Milik AstraZeneca, India Juga Punya Vaksin Covid-19 Lokal
"Kami tidak dapat memvaksinasi semua orang sekarang. Bisa kita prioritaskan," ujarnya.
Serum Institute juga sedang merundingkan perjanjian bilateral dengan negara-negara termasuk Bangladesh, Arab Saudi dan Maroko, kata Poonawalla.
"Sehingga paling tidak yang paling rentan di negara bagian kita atau di bagian lain negara lain diurus," katanya.
Poonawalla mengatakan bahwa meskipun semua rencana oleh produsen vaksin global yang berbeda berhasil, ia masih mengantisipasi kekurangan persediaan vaksin virus corona selama tahun depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang
-
Gagal Dimakzulkan, Bupati Pati Sudewo Ajak Lawan Politik Bersatu: Tidak Boleh Euforia
-
Kolaborasi Riset Sawit dan UMKM, Perkuat Inovasi Perkebunan Indonesia
-
Kahiyang Ayu Ajak Anak PAUD Amalkan Ikrar Anak Indonesia Hebat 2025
-
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII: Profil, Silsilah, dan Karier Politik
-
Drama Mundur Keponakan Prabowo: MKD Tolak, Pengamat Sebut Tak Relevan
-
Apa Konflik di Sudan? Ini 5 Fakta Kondisi Terkini di Sana
-
Jakarta Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Siapkan Modifikasi Cuaca
-
Soal Proyek Whoosh, Hasto Beberkan Megawati Pernah Pertanyakan Manfaat untuk Rakyat
-
Respons Santai Roy Suryo ke Relawan Jokowi: Ijazahnya Bohong, Polda Tak akan Berani Maju