Suara.com - Sedikitnya tujuh orang meninggal dunia dan 170 lainnya belum diketahui nasibnya setelah bukit gletser Himalaya jatuh ke sungai sehingga menyebabkan banjir bandang di India bagian utara.
Terjangan banjir itu sampai menjebol sebuah bendungan dan membanjiri wilayah perbukitan di Negara Bagian Uttarakhand.
Masyarakat dari desa-desa setempat telah dievakuasi, namun kalangan pejabat was-was bahwa lebih dari 125 warga masih terperangkap banjir.
Tayangan sebuah video menunjukkan aliran banjir menerjang wilayah itu dan telah menyebabkan kerusakan.
- Mengapa sungai dan musim hujan jadi sumber ketegangan India dan Nepal?
- Banjir terburuk abad ini, menewaskan ratusan orang: Separah apa Kerala?
- Dari hari tanpa air menuju ke 'kota dengan 1.000 penampungan air', bagaimana cara kota di India ini pulih dari kelangkaan air bersih akut
Seorang saksi mata mengaku bahwa air dan batu mengalir deras di Sungai Dhauli Ganga sehingga tidak ada kesempatan untuk membunyikan peringatan.
Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan telah memantau situasi tersebut.
"India berdiri bersama Uttarakhand dan seluruh bangsa berdoa bagi keselamatan semua warga di sana," cuitnya di Twitter.
Kepolisian Uttarakhand mengungkapkan bahwa longsoran gletser itu terjadi sekitar pukul 11 waktu setempat (sekitar 05.30 GMT), menghancurkan sebuah dam yang diketahui sebagai Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rishiganga.
Polisi mengungkapkan bahwa hal itu berdampak meluapnya Sungai Dhauli Ganga dan merusak proyek pembangkit listrik lain di bagian hilir di wilayah Tapovan.
Baca Juga: Sebuah Gletser di Pegunungan India Pecah, 7 Orang Tewas dan 170 Hilang
Seorang saksi membandingkan terjangan banjir itu seperti "sebuah tayangan di film Bollywood."
Menteri Besar Uttarakhand Trivendra Singh mengatakan bahwa 125 orang sejauh ini dipastikan masih hilang, namun jumlahnya bisa bertambah.
"Tujuh jenazah sudah dibawa dari lokasi dan operasi penyelamatan masih berlangsung," kata Singh Rawat kepada para wartawan dalam suatu taklimat hari Minggu (07/02) kemarin.
Sebagian besar dari mereka yang hilang itu adalah para pekerja di dua proyek pembangkit listrik yang tersapu banjir.
Lebih dari 50 pekerja di Proyek Hidroelektrik Rishiganga juga dikawatirkan tewas, ungkap Kepala Kepolisian Uttarakhand Ashok Kumar. Namun dia juga mengatakan beberapa pekerja lainnya telah diselamatkan dari lokasi.
Tim darurat berhasil menyelamatkan 16 pekerja yang sempat terjebak di suatu terowongan yang telah dipenuhi reruntuhan.
Media massa India mengatakan bahwa 30 pekerja lainnya terjebak di terowongan kedua. Para petugas darurat pun bekerja semalaman untuk menyelamatkan mereka.
Singh Rawat mengatakan bahwa tim dari kepolisian dan militer telah "berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa para pekerja."
Tim darurat juga telah mengevakuasi puluhan desa, namun pihak berwenang menyatakan bahwa bahaya dari banjir utama telah berlalu.
Ratusan tentara, dengan sejumlah helikopter dan pesawat, telah dikerahkan ke kawasan itu. Pada Senin (08/02) pagi mereka mulai mencari para penyintas.
Sementara itu, sebagai negara bagian tetangga, Uttar Prades, menerapkan kesiagaan tinggi di wilayah-wilayah pinggir sungai.
Para ahli masih menyelidki insiden tersebut.
Apa yang menyebabkan banjir bandang glasial?
Navin Singh Khadka, Koresponden lingkungan BBC World Service
Belum ada yang memberi jawaban yang pasti, mengingat terpencilnya lokasi kejadian.
Kalangan ahli mengatakan bahwa salah satu kemungkinan adalah lepasnya bongkahan-bongkahan besar es dari gletser akibat kenaikan suhu, sehingga menyebabkan air dalam jumlah besar.
Itulah yang mungkin menyebabkan longsoran salju dengan membawa batu-batu dan lumpur.
"Itu adalah kemungkinan besar karena ada banyak sedimen yang mengalir," kata DP Dobhal, pakar glasiologi senior yang sebelumnya berkiprah di Institut Geologi Himalaya milik pemerintah.
Kalangan pakar menyatakan bahwa sebuah longsoran salju bisa jadi telah menerjang danau glasial yang kemudian menyebabkan banjir bandang.
Kemungkinan lain adalah longsoran salju atau tanah longsor telah membendung sungai selama beberapa waktu, menyebabkan luapan setelah permukaan air naik.
Uttarakhand, yang terletak di sebelah barat Himalaya, rentan dengan banjir bandang dan tanah longsor.
Sekitar 6.000 orang diyakini telah tewas akibat banjir pada Juni 2013, yang dipicu oleh hujan terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Bencana pada Minggu (07/02) kemarin tersebut membuat kalangan kelompok pemerhati lingkungan menyerukan agar proyek-proyek pembangkit listrik di kawasan pegunungan yang sensitif secara ekologis untuk ditinjau ulang.
Berita Terkait
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil
-
5 Momen Dasco Jadi 'The Crisis Manager' di Tahun 2025
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
-
Perpol Jabatan Sipil Polri Jadi Bola Panas, Komisi Reformasi Turun Tangan Bahas Polemik
-
KPK Pastikan Perceraian Atalia-RK Tak Hambat Kasus BJB, Sita Aset Tetap Bisa Jalan
-
Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?