Suara.com - Bank Dunia menghentikan kucuran dana untuk Myanmar di tengah kondisi kacau karena aksi protes menentang kudeta yang dilakukan militer.
Menyadur Channel News Asia, Jumat (26/2/2021) Presiden Bank Dunia David Malpass pekan lalu mengatakan pihaknya mengambil pendekatan "ekstra hati-hati" ke Myanmar.
Meskipun menghentikan sejumlah kucuran dana, Bank Dunia terus melaksanakan proyek-proyek sebelumnya termasuk bantuan darurat pandemi Covid-19.
Tahun lalu, Bank Dunia menyetujui lebih dari 350 juta dolar (Rp 4,9 triliun) pinjaman dan hibah baru untuk membantu upaya pandemi Myanmar dan untuk mendukung petani dan lapangan kerja pedesaan.
Amerika Serikat, Inggris dan lainnya telah menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi, pemulihan kondisi politiknya, dan memberlakukan sanksi terbatas yang ditujukan kepada anggota junta dan jaringan bisnisnya.
Inggris pada Kamis mengatakan akan memberikan sanksi kepada enam tokoh militer Myanmar, sehingga totalnya hingga kini ada 19 orang termasuk Min Aung Hlaing.
"Tindakan hari ini mengirimkan pesan yang jelas kepada rezim militer di Myanmar bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia akan dimintai pertanggungjawaban," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab.
Militer mengatakan penggulingan pemerintah sesuai dengan konstitusi setelah laporan adanya kecurangan dalam pemilu 8 November, yang dilakukan oleh partai Aung San Suu Kyi, diabaikan. Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara dilangsungkan dengan cara jujur dan adil.
Tentara telah menjanjikan pemilihan baru setelah meninjau daftar pemilih. Namun belum memberikan tanggal tetapi memberlakukan keadaan darurat satu tahun setelah merebut kekuasaan.
Baca Juga: Kemlu RI Bantah Retno Marsudi Berkunjung ke Myanmar dan Dukung Pemilu Baru
Aung San Suu Kyi telah ditahan tanpa komunikasi di rumahnya di ibu kota Naypyidaw, tetapi partainya mengatakan kemenangan November harus dihormati.
Hingga kini aksi protes masih terus berlangsung dan terjadi kerusuhan saat petugas berusaha membubarkan pada Jumat (26/2) di Yangon.
Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata ke lingkungan Tamwe di Yangon untuk membubarkan demonstran.
Penduduk kemudian mengatakan mereka mendengar tembakan berulang-ulang dan bahwa polisi tetap berada di beberapa bagian distrik sampai sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat.
"Kami benar-benar ketakutan," kata salah seorang warga yang meminta namanya tidak disebutkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
KPK Tangkap Jaksa di Banten, Sinyal Keras Perang Korupsi Antar Aparat?
-
DPR Minta Penanganan Luar Biasa untuk Bencana Aceh, Bendera Putih Jadi Alarm Keras
-
Ayah Korban Diperiksa, Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Rumah Mewah Cilegon Masih Gelap?
-
Gubernur Bobby Nasution Jamin Stok Pangan Aman Jelang Nataru
-
KPK Konfirmasi: Ada Jaksa yang Ditangkap Saat OTT di Wilayah Tangerang
-
Pramono Anung Tantang Gen Z Jakarta Atasi Macet dan Sampah, Hadiahnya Jalan-Jalan ke New York
-
Neraka 'Online Scam' ASEAN, Kemiskinan Jadi Umpan Ribuan WNI Jadi Korban TPPO