Suara.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan bayi gajah Sumatra (elephas maximus sumatramus) yang terjebak lumpur beberapa waktu lalu akhirnya mati setelah menjalani perawatan intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Kabupaten Aceh Besar.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Jumat, mengatakan bayi gajah betina tersebut sebelumnya sempat membaik, namun kembali memburuk beberapa hari terakhir hingga akhirnya mati.
"Kematian bayi gajah betina itu terjadi pada Rabu (3/3) pukul 06.00 WIB. Bayi gajah yang diberi nama Inong itu sedang dalam perawatan intensif. Kondisi satwa tersebut kembali menurun sejak tanggal 1-2 Maret lalu," kata Agus Arianto.
Hasil nekropsi atau bedah bangkai oleh tim medis BKSDA Aceh, kata Agus Arianto, ditemukan organ jantung mengeras di bagian otot, dinding atrium kiri menebal, sehingga menyebabkan penyempitan yang mengakibatkan kesulitan memompa darah.
"Kemudian gangguan sistem pencernaan ditemukan hemoragi pada penggantung usus, serta ditemukan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan karena dislokasi," kata Agus Arianto.
Sebelumnya, BKSDA Aceh bekerja sama dengan mitra mengevakuasi satu individu bayi gajah Sumatera yang terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie.
Agus mengatakan evakuasi dilakukan setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.
"Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya dari kubangan dan menginformasikannya kepada kami," kata Agus Arianto.
Dari informasi tersebut, kata Agus, BKSDA menurunkan tim terdiri dari dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar.
Baca Juga: Bayi Gajah Jalani Perawatan Usai Terjebak Dalam Lumpur
"Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga minggu dengan berat sekitar 85 kilogram," kata Agus.
Selanjutnya, kata Agus, bayi gajah tersebut dievakuasi ke PKG Saree untuk penanganan lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pemeriksaan awal tim medis, kondisi bayi gajah tersebut lemah dan kritis.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, katanya, diketahui kaki kiri depan bayi gajah mengalami dislokasi. Kedua kaki belakang mengalami paralisa atau kelumpuhan, sehingga bayi gajah tersebut tidak bisa berdiri.
Tim medis memberikan perawatan khusus membantu mengurangi rasa sakit, pengobatan luka infeksi, hingga melatih untuk merangsang otot-otot serta syaraf bayi gajah dengan menggunakan alat bantu topang. Selain itu, juga pemberian asupan nutrisi berupa susu formula sebagai pengganti air susuk induk yang diberikan menggunakan selang infus.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada tim medis dan PKSL Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan upaya maksimal dalam perawatan bayi gajah yang diberi nama Inong itu. Kami juga berterima kasih kepada Camat Tiro dan masyarakat Panton Bunot, serta pihak terkait yang telah menyelamatkan bayi gajah Sumatera tersebut," ucapnya.
Agus menegaskan gajah Sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah Sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah