Suara.com - Regulator obat-obatan Eropa, dalam komunike yang dilansir Rabu (7/4/2021), menemukan kemungkinan hubungan antara kasus pembekuan darah setelah seseorang disuntikkan vaksin AstraZeneca.
"Satu penjelasan yang masuk akal tentang hubungan vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah setelahnya adalah respons imun. Itu mirip dengan kondisi yang kadang-kadang tampak pada pasien yang diobati pakai heparin," jelas European Medicines Agency (EMA), disadur dari US News.
EMA mengakui, temuan terbaru tentang adanya efek samping serius dari vaksin AstraZeneca itu menjadi rintangan utama dalam perang global melawan pandemi covid-19.
Selain itu, EMA juga mengakui penemuan baru tersebut membuat sikap regulator obat Uni Eropa tersebut berubah.
Sebelumnya, EMA sempat mendukung dan mengatakan vaksin AstraZeneca tidak menimbulkan peningkatan risiko penggumpalan darah secara umum.
Temuan tersebut juga menjadi pukulan bagi AstraZeneca, yang merupakan pelopor dalam perlombaan pembuatan vaksin efektif melawan covid-19, sejak bekerja dengan Universitas Oxford, Inggris.
Sabtu (3/4) akhir pekan lalu, sedikitnya tujuh orang di Inggris meninggal karena mengalami pembekuan darah setelah menerima suntikan vaksin covid-19 buatan AstraZeneca.
Seperti diwartakan Straits Times, Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "Dari 30 laporan hingga dan termasuk 24 Maret, sayangnya 7 telah meninggal."
Laporan kasus pembekuan darah tersebut muncul setelah program vaksinasi yang sudah diberikan sebanyak 18,1 juta dosis kepada masyarakat Inggris.
Baca Juga: Singapura Segera Buka Jalur Udara, Begini Syarat Lengkapnya
MHRA melansir 22 kasus penerima vaksin covid-19 AstraZeneca mengalami pembekuan langka yang disebut trombosis sinus vena serebral.
Sementara 8 kasus lain menunjukkan penerima vaksin AstraZeneca mengalami trombosis diiringi tingkat trombosit darah rendah, yang membantu pembekuan darah.
"Tinjauan menyeluruh kami terhadap laporan ini sedang berlangsung," demikian pernyataan MHRA.
Kepala eksekutif MHRA June Raine masih menekankan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca jauh lebih besar daripada risikonya.
"Masyarakat harus terus mendapatkan vaksinnya jika diundang," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG