Suara.com - Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) berencana menyelenggarakan salat Idul Fitri 1442 Hijriah pada Kamis (13/5) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pihak masjid siap menampung 1.000 jemaah yang hendak melaksanakan salat id.
Ketua Panitia Shalat Idul Fitri Masjid Raya JIC Aep Saifullah mengatakan pelaksanaan shalat akan mengikuti anjuran pemerintah di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, yakni pembatasan jamaah sebanyak 50 persen atau separuh dari kapasitas normal.
"Kalau di era biasa kapasitas Masjid Raya Jakarta Islamic Centre di ruang ibadah utama, selasar dan koridor serta halaman masjid bisa menampung sebanyak 20.000 orang. Untuk nanti akan kami isi hanya separuhnya saja (10.000 orang)," kata Aep di Jakarta, Selasa (11/5/2021).
Aep menambahkan untuk masyarakat Jakarta Utara yang ingin melaksanakan Shalat Idul Fitri di JIC agar membawa sajadah sendiri dari rumah dan jangan sampai lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
Sekretaris Masjid JIC Ahmad Juhandi mengatakan pelarangan Shalat Id di masjid hanya di zona merah, sesuai Surat Edaran Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan PPKM Mikro.
Untuk itu, pihak masjid kemudian mengecek dulu kategori zonasi wilayah sekitar JIC di Puskesmas Kecamatan Koja. Setelah itu diketahui wilayah sekitar masih terkendali dan bukan zona merah.
"Memang belum (zona) hijau, tapi kasusnya terkendali. Kuning. Kalau kuning, kan boleh melaksanakan peribadatan," kata Juhandi.
Pihak masjid juga akan mengikuti ajakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengimbau warga yang Shalat Id di JIC adalah warga yang berdomisili terdekat dari masjid saja.
"Kami mengimbau yang datang warga di sekitar saja. Kan JIC ini di Kecamatan Koja. Ada jamaah yang dari Cilincing dan Kelapa Gading yang dekat ke JIC, itu juga sudah banyak," katanya.
Baca Juga: Panitia Salat Idulfitri Harus Pandu Jemaah Disiplin Protokol Kesehatan
Jadi yang dari Tanjung Priok atau dari Jakarta Pusat tidak perlu Shalat Id di JIC. ,"Ini kami juga sosialisasi di lurah dan camat itu saja," kata Juhandi.
Ia mengatakan jarak shaf Shalat Id di JIC akan dibuat renggang untuk mengikuti protokol kesehatan. Apabila demikian, maka diasumsikan jumlah jamaah apabila membeludak, hanya mencapai separuh dari kapasitas JIC, yakni 10.000 orang.
"Kalau Shalat Jumat kan itu biasanya yang dipakai hanya ruang utama, yang datang 3.000 sampai 5.000 orang. Laki-laki semua kan kalau Shalat Jumat. Nah, sekarang kalau Shalat Id ada perempuan dan anak-anak kemungkinan. Kalau membeludak ya kapasitas 10.000 orang masih bisa kami tampung," kata Juhandi.
Untuk itu pembatas shaf tidak hanya berada di dalam ruangan atau ruang ibadah utama saja yang menjadi perhatian, tapi luar ruang ibadah utama tetap akan diberi marka-marka atau tanda-tanda shaf yang dibuat berjarak menggunakan lakban berwarna kuning.
"Jadi tanda berjarak itu sekarang tidak hanya di dalam masjid tapi di serambi, di selasar, kami sudah kasih tanda-tanda jarak itu. Tanda lakban kuning. Karena untuk antisipasi apabila membeludak itu (hanya) sekitar 10.000 orang," kata Juhandi.
Selain menerapkan jaga jarak di area shalat, Masjid Raya JIC juga menerapkan pembatasan jamaah di tempat wudhu.Namun demi memaksimalkan pembatasan yang nanti dilakukan, pihak masjid juga meminta agar jemaah berwudu di rumah agar tidak mengantre atau menimbulkan kerumunan di pintu masuk tempat wudhu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
UU MD3 Digugat Mahasiswa Agar Rakyat Bisa Pecat DPR, Ketua Baleg: Bagus, Itu Dinamika
-
Isu Lobi-lobi Dibantah! Kuasa Hukum Ungkap Alasan Sebenarnya Roy Suryo Cs Tak Ditahan
-
Mahasiswa Gugat UU MD3 Agar Rakyat Bisa Pecat Anggota DPR, Parlemen Khawatir Timbulkan Kekacauan
-
Palu Hakim Lebih Ringan dari Tuntutan, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Divonis 4,5 Tahun Penjara
-
Pertimbangkan Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo dan Rismon Mulai Melunak?
-
Misteri Dosen Untag Tewas di Hotel: Autopsi Ungkap Aktivitas Berlebih, Mahasiswa Soroti Kejanggalan
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang
-
Deretan Fakta AKBP Basuki, Benarkah Ada Hubungan Spesial di Balik Kematian Dosen Untag?
-
KPK Periksa Tiga Kepala Distrik Terkait Korupsi Dana Operasional di Papua
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya