Berbasis Keluarga
Dari kondisi yang ada, menurut Harry Hikmat, para lansia juga dihadapkan pada persoalan kemiskinan. Para lansia terutama usia 60 tahun keatas, banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Ini menunjukkan angka kemiskinan bagi penduduk lansia masih signifikan.
Karena itu, Kemensos melakukan berbagai langkah strategis termasuk memberikan perlindungan sosial kepada para lansia baik yang berada di dalam keluarga maupun karena sesuatu hal berada di luar keluarga (di Balai/Panti Sosial dan Lembaga Kesejahteraan Sosial).
Para lansia terutama yang miskin dan rentan yang termasuk kategori 40% status sosial ekonomi terbawah, sekitar 12,6 juta (DTKS, 2019) akan diupayakan ditangani melalui program-program perlindungan sosial, seperti PKH. Saat ini baru sekitar 1,1 juta (Dit. JSK,2019) dan terbatas pada lansia usia 70 tahun ke atas.
Yang menarik, lansia sangat menginginkan dirawat keluarga. “Ketika lansia mengalami penurunan kapabilitas fungsional yang membutuhkan perawatan jangka panjang (long-term care), maka perawatan yang dilakukan oleh pasangan dan anaknya (sebagai pendamping), menjadi pusat perhatian kita bersama ke depan,” katanya.
Perawatan jangka panjang tidak bisa sepenuhnya bertumpu kepada ketersediaan panti-panti tresna werdha atau panti sosial bagi lansia karena jangkauan dan ketersediaannya terbatas. Selain itu juga tidak berharap adanya pemindahan perhatian dari para keluarga lansia serta terjadinya pengabaian dari keluarga karena usia lanjut sehingga keluarga tidak peduli lagi dengan kondisi lansia di keluarganya.
“Kita optimalkan bagaimana para lansia yang masih tinggal dengan pasangannya, keluarga, cucunya, atau 3 generasi yang menjadi modal sosial bangsa ini untuk tetap memberikan perawatan kepada lansia (sebagai caregiver) dalam jangka panjang, dengan mengedepankan pendekatan berbasis keluarga,” katanya.
Optimalisasi SKA
Kemensos melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) sangat peduli untuk memperkuat layanan berbasis keluarga bagi lansia, selain penguatan berbasis komunitas dan meningkatkan kapasitas residensial care yang bisa menjadi pusat layanan untuk mendorong keluarga dan komunitas bisa berperan seoptimal mungkin didalam memberikan perlindungan, penghormatan dan pemenuhan hak-hak lansia.
Baca Juga: Usai 13 Tahun Bergelimang Barang Haram, Adi Sukses Jadi Konselor KPN di Galih Pakuan
Bagi lansia potensial, bisa dikembangkan potensinya melalui berbagai program pemberdayaan. Salah satunya melalui Sentra Kreasi ATENSI (SKA) yang diinisiasi Mensos Risma.
Sentra Kreasi ATENSI adalah pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan termasuk hasil karya para lansia. SKA diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan bagi lansia yang produktif untuk tetap menampilkan produktivitas dan mendapatkan manfaat dari produktivitasnya itu.
Kata Harry, Risma mengingatkan agar jajarannya memastikan ada kegiatan yang terpadu di tingkat grass root dengan meningkatkan kualitas fisik, mental psikologis dan sosial yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat sebagai salah satu bentuk Posyandu Lansia.
“Kemensos dari sisi aspek pelayanan kesejahteraan sosial akan turut memperkuat kehadiran Posyandu Lansia di seluruh Indonesia,” kata Harry Hikmat.
Berita Terkait
-
Tekan Penyebaran Covid-19, Mensos Risma Tekankan Pentingnya Rangkul Pemimpin Informal
-
Ini Saran Kesehatan untuk Pak Jokowi dan Masyarakat Lain yang Memasuki Usia 60 Tahun
-
Cara Cek Penerima PKH di cekbansos.kemensos.go.id dan Besar Dana yang Cair
-
Motivasi Penerima Manfaat, Mensos Risma Beri Contoh Perjuangan Suksesnya Raffi Ahmad
-
Keren! Kebut Vaksinasi, Puluhan Lansia di Sragen Dijemput Kereta Mini
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang