Suara.com - Banyak dari keluarga Afganistan mengaku kabur ke Pakistan untuk menghindari Taliban karena takut anak atau saudara perempuan mereka dinikahi paksa oleh anggota kelompok tersebut.
Khalid Shinwari (25) merasa lega setelah berhasil melarikan diri dari Afganistan yang kini dikuasai Taliban.
Ia berhasil mencapai Pakistan dalam beberapa hari terakhir. Shinwari mengaku ia dan keluarganya pertama kali pindah ke Pakistan pada tahun 1990-an, tepatnya saat perang saudara melanda Afganistan yang akhirnya membawa Taliban berkuasa.
"Ayah saya berpikir bahwa Pakistan akan menjadi tempat yang aman untuk dikunjungi, mengingat situasi yang bergejolak di Afganistan," katanya, seraya menambahkan bahwa keluarganya menetap di Kohat.
"Kami menghabiskan beberapa tahun di kota itu bekerja keras siang dan malam."
Ternyata pada tahun 2007, situasi di Afganistan kembali stabil dan banyak investasi mulai masuk ke negara itu, yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan bisnis yang berkembang pesat, kata Shinwari.
"Kami lantas memutuskan untuk kembali ke negara kami," ungkapnya kepada DW.
Keluarganya pun senang bisa kembali ke tanah air mereka meskipun ada gejolak di beberapa bagian negara.
Khawatir akan nasib anak perempuan
Baca Juga: Taliban Umpamakan Wanita Tak Berhijab seperti Irisan Melon, Warganet Murka
Runtuhnya pemerintah sipil Afganistan dan pengambilalihan cepat negara itu oleh Taliban pada bulan lalu kini membuat keluarga Shinwari ketakutan.
"Ada desas-desus di daerah yang berdekatan dengan kami bahwa Taliban akan meminta anak perempuan. Saya memiliki empat saudara perempuan, dua di antaranya belum menikah. Kami melakukan perjalanan yang sulit untuk menyelamatkan dua saudara perempuan saya yang belum menikah ini," tutur Shinwari.
"Saya tidak ingin mereka dipaksa menikah dengan pejuang Taliban," tambahnya.
Meski meninggalkan rumah leluhurnya terasa menyakitkan, tetapi dia harus mengambil langkah itu demi kedua saudara perempuannya.
"Kami harus berjalan kaki selama tiga hari, membayar petugas transportasi yang berbeda yang membawa kabur uang kami. Kami meninggalkan segalanya di rumah kami dan sekarang kami tinggal di Rawalpindi. Saya bekerja di sebuah restoran sementara saudara laki-laki saya yang lain juga bekerja. Kami senang saudara perempuan kami aman sekarang," katanya.
Senada dengan Shinwari, seorang penjual sayur bernama Tariq Khan, yang juga berasal dari Nangarhar, mengatakan bahwa dia meninggalkan Afganistan karena khawatir dengan keselamatan putrinya yang berusia 10 tahun.
Berita Terkait
-
Afghanistan Pulihkan Akses Internet 48 Jam Setelah Penutupan Taliban
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Taliban Abaikan Separuh Populasi: UNICEF Desak Anak Perempuan Afghanistan Boleh Sekolah Lagi
-
Donald Trump Akan Larang Perjalanan dari Afghanistan dan Pakistan ke AS
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
Terkini
-
Ikrar Nusa Bhakti: Jokowi Legacy Ini Sangat Berbahaya Bagi Indonesia
-
UU Kepemudaan Digugat, KNPI DKI Minta Usia 40 Tahun Masih Masuk Kategori Pemuda
-
Menkeu Ogah Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Istana Bilang Begini
-
Putusan Hakim Tolak Praperadilan, Istri Nadiem Terlihat Menahan Air Mata
-
Salah Alamat Makanan, Driver Ojol Babak Belur Dikeroyok Suami Pelanggan di Koja
-
Mendagri Tito Imbau Pemda Kendalikan Harga Komoditas Pangan Penyumbang Utama Inflasi
-
Prabowo Siap Kerahkan 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza, MPR Beri Respons Begini
-
Dibalik Kampanye Hijau, Industri Fosil Tetap Jadi Sumber Masalah Iklim
-
Jakarta Peringkat 18 Kota Paling Bahagia Dunia, Gubernur Pramono: Mungkin Karena Gubernurnya Bahagia
-
Misteri Kematian Terapis 14 Tahun di Jaksel: Diduga Korban TPPO, Jeritan Terdengar Sebelum Tewas