News / Nasional
Senin, 04 Oktober 2021 | 15:32 WIB
Informasi Pemprov DKI soal Limbah Parasetamol Minim, Walhi: Jangan Susahkan Nelayan! Penampakan laut di Muara Angke, Jakarta Utara pasca tercemar parasetamol. (Raihan Hanani)

Seorang ibu-ibu warga Cilacap, Jawa Tengah yang sudah 21 tahun tinggal di sekitar lokasi mengatakan, selama ini air laut hanya tercemar solar. Hal itu memang berasal dari banyaknya kapal yang bersandar di bibir dermaga.

"Kalau parasetamol saya tidak tahu, malah baru dengar nih. Kalau limbah solar sudah dari dulu," ungkap ibu yang enggan disebutkan namanya saat dijumpai di lokasi, Senin (4/10/2021).

Hal senanda juga diungkapkan oleh Tati, Ketua RT 06/RW  22. Dia juga tidak mengetahui ihwal limbah paracetamol yang baru diketahui dari sebuah hasil studi tersebut.

"Belum, ini baru. Kalau limbah limbah yang lain tuh ya pernah, saya hanya tahu paracetamol itu obat," ungkap Tati.

Terhadap hal tersebut, Tati meminta agar segera ada penanganan dari pihak terkait. Sebab, banyak pihak yang nantinya akan merugi atas tercemarnya air laut oleh limbah paracetamol.

Tercemar

Sebelumnya Penelitian LIPI mengatakan pantai Jakarta tercemar paracetamol. Dari penelitian yang dilakukan, terdapat dua wilayah pantai yang mengalami pencemaran konsentrat tinggi, yakni Ancol dan Angke.

Dari dua perairan yang dilakukan penelitian salah satu perairan yang tercemar konsetrat paracetamol paling tinggi terdapat di pantai Angke, dengan kandungan sebesar 610 nanogram per liter.

Sedangkan pantai ancol tingkat tercemarnya mencapai 420 nanogram per liter sedikit lebih rendah dari pantai Angke.

Baca Juga: BRIN Duga Parasetamol di Teluk Jakarta Akibat Gaya Hidup Manusia

Load More