Suara.com - Seorang pria di China dilarang makan di restoran 'All You Can Eat' karena terlalu kuat makan hingga dianggap membuat pengusaha restoran merugi.
Menyadur New York Post Minggu (21/11/2021), vlogger makanan bernama Kang ini masuk daftar hitam restoran setelah beberapa kali makan di sana.
Pada kunjungan pertamanya ke Handadi Seafood BBQ Buffet di Changsha City, Kang sanggup menghabiskan lebih dari 3,3 pon atau setara 1,5 kg kaki babi.
Pada kunjungan berikutnya, dia makan sekitar 8 pon atau 3,6 kg udang, seperti yang dilaporkan BBC.
Namun, livestreamer ini percaya bahwa restoran itu bertindak "diskriminatif" karena melarangnya makan sepuasnya di restoran "All You Can Eat".
Ia juga menyayangkan sikap restoran yang hanya ramah pada orang-orang yang memiliki selera makan lebih rendah.
"Saya bisa makan banyak - apakah itu salah?" dia bertanya, memerhatikan bahwa dia memakan semua makanan yang dia dapatkan, dan tidak ada yang sia-sia.
Pemilik restoran, mengatakan terlepas dari nama restorannya, kerugian moneter untuk memuaskan rasa lapar Kang sama sekali tidak sepadan.
“Setiap kali dia datang ke sini, saya rugi beberapa ratus yuan,” kata pemilik prasmanan kepada Hunan TV.
Baca Juga: Buka Puasa di Restoran All You Can Eat, Ini Tips Bijak Makan Sepuasnya
“Bahkan ketika dia minum susu kedelai, dia bisa minum 20 atau 30 botol. Ketika dia memakan trotter babi, dia menghabiskan seluruh nampannya.”
"Dan untuk udang, biasanya orang menggunakan penjepit untuk mengambilnya, dia menggunakan nampan untuk mengambil semuanya."
Kang bukan satu-satunya karena kini semua siaran langsung tidak lagi diizinkan di restoran.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?