Suara.com - Selama pembicaraan di Washington, para pejabat AS dan Uni Eropa mengatakan penting menjaga kontak dekat untuk menghadapi "persaingan sistemik dengan Cina."
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) merilis pernyataan bersama pada Kamis (02/12), merinci keprihatinan mereka atas tindakan Cina di Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur, dan Selat Taiwan.
Dikatakan kegiatan Cina "merusak perdamaian dan keamanan di kawasan itu,” dan menekankan perlunya mengelola "persaingan sistemik” dengan Beijing.
Pernyataan itu muncul setelah pembicaraan di Washington antara Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, dan Sekretaris Jenderal European External Action Service (EEAS), Stefano Sannino.
Pengarahan itu juga membahas penindasan etnis minoritas Uighur dan Tibet di Cina, pengikisan otonomi Hongkong, dan sistem politik demokratis.
Bagaimana posisi UE di Laut Cina Selatan?
Direktur Jenderal Staf Militer UE, Herve Blejean, mengatakan, diperlukan koordinasi UE-AS yang lebih besar untuk "mengungkapkan keinginan kuat kami membela hukum internasional di laut terhadap kebijakan secara de facto yang telah kami lihat di Laut Cina Selatan.”
Blejean mengatakan, bahwa Prancis adalah kekuatan Pasifik dan negara-negara anggota UE lainnya seperti Jerman, Belanda, dan Denmark menunjukkan minat di kawasan itu.
Prancis mengelola sejumlah wilayah di Pasifik, termasuk Kaledonia Baru yang menolak kemerdekaan dalam referendum tahun lalu, Polinesia Prancis, Kepulauan Wallis, dan Futuna.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Cina Ingin Menguasai Laut Cina Selatan
Blejean mengatakan, UE dapat mempertimbangkan untuk mendirikan "area kepentingan maritim” di Laut Cina Selatan, serupa dengan proyek percontohan yang bertujuan untuk lebih mengoordinasikan kehadiran UE di Teluk Guinea, bagian dari Samudra Atlantik.
Proyek lain di Samudra Hindi bagian utara juga sedang dipertimbangkan.
Kekhawatiran tentang apa?
Pembicaraan di Washington terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Cina atas Taiwan.
Pada bulan lalu, Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan kembalinya "ketegangan perang dingin,” sementara Presiden AS Joe Biden berbicara tentang komitmen AS untuk membela Taiwan.
Beijing telah berusaha untuk meningkatkan dominasinya di Laut Cina Selatan yang disengketakan, di mana beberapa negara, termasuk Cina, Filipina, Vietnam, dan Indonesia, memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih.
Berita Terkait
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Estimasi Biaya Umrah Mandiri Terbaru, Lebih Murah dari Paket Travel?
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Film 'Tumbal Darah': Teror Sekte Iblis dan Rahasia Gelap di Balik Klinik Angker
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD