Suara.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti melihat tidak ada sedikit pun iktikad baik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan kasus penghilangan secara paksa para aktivis pada 1997/1998.
Pertemuan beberapa kali yang dilakukan Jokowi beserta jajarannya dengan korban serta keluarga disebut Fatia hanya bersifat formalitas semata.
"Saya melihat bahwa memang tidak pernah ada setitikpun ada iktikad baik dari Presiden Jokowi," kata Fatia dalam siaran yang ditayangkan YouTube KontraS, Jumat (7/1/2022).
Fatia melihat tidak ada langkah-langkah kongkret dari pemerintah untuk mewujudkan keadilan bagi para korban.
Sebagaimana diketahui, 23 aktivis ditangkap selama periode 1997/1998 di mana satu orang ditemukan meninggal, sembilan aktivis dilepas dan 13 orang masih dinyatakan hilang hingga sekarang.
Fatia justru melihat pemerintah tidak melakukan pengungkapan kebenaran, pencarian orang hilang, pengadilan HAM Ad Hoc, atau pun tidak mengajak para anggota Tim Mawar untuk menjadi pejabat di pemerintahan.
"Tapi semua itu pada akhirnya malah digugurkan dan malah dibentuk wacana-wacana yang sebenarnya menyimpang dari standar-standar tersebut dan pada akhirnya keadilan bagi korban itu hanyalah angan-angan semata-mata," ujarnya.
Menurutnya, Jokowi hanya memiliki waktu dua tahun lagi untuk bisa menuntaskan komitmennya yakni menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Meski tidak banyak berharap, namun Fatia juga menantang pemerintah untuk bisa menuntaskannya.
Baca Juga: Eks Tim Mawar Diberi Jabatan, KontraS: Jokowi Tak Berani Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
"Saya lebih kepada menantang pemeirntah hari ini untuk segera menyelesaikan sesuai dengan mandat UU," ucapnya.
"Tidak dipangkas cara-caranya ataupun hanya memberikan permohonan maaf atau rekonsiliasi semata tetapi harus dibuka seluas-luasnya pengungkapan kebenaran dan juga pencarian orang hilang tersebut," pungkas Fatia.
Berita Terkait
-
Eks Anggota Tim Mawar Jabat Pangdam Jaya, Orangtua Korban Penculikan: Menyiksa Batin Kami
-
Megawati Dinilai Tak Pantas Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Harusnya Jokowi Langsung
-
Eks Tim Mawar Diberi Jabatan, KontraS: Jokowi Tak Berani Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
-
Dukung Langkah Jokowi Tambah Wamen, PKB Bisa Siapkan Kader jika Diminta
-
Penunjukkan Mayjen Untung Dikecam KontraS, Legislator: Selama Tak Langgar UU, Tak Masalah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf