Suara.com - Aktivis HAM Surya Anta Ginting mengatakan rencana pemerintah melalui Komnas HAM untuk melakukan pendekatan dialog damai dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM untuk menyelesaikan konflik di Papua harus dilihat sebagai ruang untuk mengangkat berbagai persoalan.
"Saya melihatnya ketika ada peluang dimana Komnas mau berdialog, sebenarnya harus dilihat sebagai peluang, ruang untuk mengangkat berbagai persoalan atau menunjukkan berbagai bukti-bukti," ujar Surya saat dihubungi Suara.com, Jumat (25/3/2022)
Namun kata Surya, dalam pendekatan dialognya, Komnas HAM harus memperjelas tujuan dialog, target, pihak yang dilibatkan hingga konsep dialog dengan OPM.
"Juga harus jelas Komnas HAM mau bicara ya dengan siapa kemudian target dan juga tujuannya seperti apa, kemudian pihak-pihak mana saja yang akan dilibatkan sebagai mediator, ataupun juga konsep dialog bersamanya bagaimana, itu yang juga diperjelas," tutur Surya.
Surya menuturkan hal tersebut, agar penjelasan hingga konsep dialog dapat diterima oleh pihak OPM.
"Supaya yang satu pihak OPM nya call nya (tuntutan) tidak terlalu tinggi dan bisa menerima peluang tawaran dialog, dengan Komnas HAM tapi juga mereka tidak ditersangkai bahwa dialog sekedar lip service saja," ungkapnya.
Karena itu Komnas HAM kata Surya, harus berkomitmen untuk mengungkap kasus kasus pelanggaran ham masa lalu.
"Komitmen bahwa semua pelanggaran pelanggaran HAM berat Masa lalu, itu diangkat baik kasusnya ke publik, pelakunya atau aktor-aktor nya begitu," papar Surya.
Pasalnya kata Surya, mayoritas kelompok di Papua menganggap Komnas HAM tak punya "gigi" dalam berhadapan dengan pemerintah.
"Karena sekarang ini kan mayoritas kelompok di Papua menganggap bahwa Komnas HAM nggak punya gigi gitu. Jadi ketika Komnas HAM dalam hal ini Komnas HAM nggak punya gigi dalam berhadapan dengan pemerintah," tuturnya
Sehingga jika Komnas HAM ingin membangun dialog dengan OPM, harus menunjukkan komitmennya.
"Jadi ketika Komnas HAM punya niat baik, katakkanlah niat baik untuk membangun dialog dengan OPM kah, ataukah kelompok-kelompok yang lain, itu sudah ada prejudice terlebih dahulu terhadap Komnas HAM yang sebelumnya atau dalam periode sekarang, sebelumnya juga kelihatan tidak bergigi dan itu harus ditunjukkan dulu oleh Komnas HAM, supaya niat baiknya itu memang bisa di sambut oleh oleh semua faksi-faksi di Papua," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik berencana bertemu dengan akan bertemu dengan Panglima Organisasi Papua Merdeka dan Presiden Sementara Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda sebagai upaya mediasi menuju dialog damai dengan pemerintah Indonesia.
"Kami terus terang saja misalnya besok ketua Komnas HAM bertemu panglima OPM, wah ada apa, itu sudah saya sampaikan, nanti jangan kaget kalau saya ketemu panglima OPM, itu bukan dalam rangka apapun, tapi dalam rangka mengajak mereka untuk mau masuk dalam pendekatan dialog, dan tentu saja mengesampingkan pendekatan bersenjata, juga yang di luar negeri yang dianggap sebagai musuh negara, salah satunya Benny Wenda, kami sedang upayakan ketemu dengan Benny Wenda," kata Taufan dalam jumpa pers, Rabu (23/3/2022).
Dia menegaskan pertemuan ini bukan berarti Komnas HAM memihak atau mendukung Papua memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berita Terkait
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
MK Tolak Gugatan Pilgub Papua, Begini Reaksi Golkar
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Usai Kunjungan Gibran, Kemendagri Janji Perbaiki Program Kesehatan dan Pendidikan di Papua!
-
Dampingi Wapres Gibran ke Papua, Wamendagri Ribka Akan Segera Tindak Lanjuti Hasil Kunjungan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri