Suara.com - Sri Lanka nyaris lumpuh oleh krisis ekonomi yang memicu kelangkaan bahan pokok, menyulut amarah publik dan memicu aksi protes berdarah. Sikap antipati terhadap elit politik kini melampaui batasan etnis dan agama.
Sri Lanka, yang pernah menghadapi gelombang kekerasan antaretnis dan agama di masa lalu, menyaksikan kelahiran sesuatu yang baru di tengah protes massal terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
Aksi demonstrasi di negeri kepulauan itu banyak digalang kaum muda dari kelompok yang selama ini saling bermusuhan. Kesamaan nasib menumbuhkan kesatuan, serta mengaburkan garis perpecahan di antara etnis dan agama.
Kepada DW, sejumlah kaum muda Sri Lanka mengatakan betapa mereka muak oleh kaum elit politik, yang berusaha menyulut perpecahan etnis dan agama demi kepentingan politik.
Di masa lalu, agenda kampanye pemilu kerap didominasi suara kelas menengah berpendidikan yang mementingkan politik identitas antara etnis dan agama, kata Rajitha Hettiarchchi, seorang tokoh intelektual Sri Lanka.
Bagi warga miskin, isu ekonomi sebaliknya lebih mendesak, imbuhnya. "Dengan protes saat ini, kedua kelompok akhirnya dipertemukan. Ada kesadaran umum bahwa korupsi dalam politik diuntungkan oleh perpecahan etnis dan agama.”
Darurat ekonomi ciptakan kesatuan Negeri kepulauan itu nyaris lumpuh oleh aksi protes massal yang dipicu kelangkaan bahan pokok seperti makanan, bahan bakar atau obat-obatan.
Adapun pemerintah tidak lagi punya cukup mata uang asing untuk mencicil utang atau membayar impor. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap keruntuhan ekonomi Sri Lanka, terutama pandemi Covid-19 yang melumpuhkan sumber devisa terbesar negara, yakni parwisata.
Keputusan Presiden Gotabaya Rajapaksa memangkas pajak juga ditengarai ikut menggerus kas pemerintah. Sejak beberapa pekan terakhir, kaum muda Sri Lanka dikabarkan mulai mencari jalan untuk ke luar negeri demi lolos dari krisis ekonomi.
Baca Juga: Krisis Ekonomi di Sri Lanka Bikin Pasokan Obat Menipis, Risiko Kematian di Rumah Sakit Meningkat
Saat ini protes tidak hanya menjalar di jalan-jalan kota, tetapi juga di media sosial. Kampanye yang kebanyakan digerakkan oleh kaum muda itu antara lain berpusar pada sejumlah jargon politik, antara lain "Gota go home” yang sempat menjadi tren di Twitter.
Meski krisis ekonomi dan kerusuhan semakin melumpuhkan sektor pariwisata, sejumlah kaum muda seperti Shenelle Rodrigo, seorang model terkenal, berusaha mengkampanyekan Sri Lanka sebagai tujuan wisata yang aman.
Mereka berharap, kedatangan wisatawan asing bisa mengawali pemulihan ekonomi. Ketimpangan politik dan sosial Rajitha Hettiarchchi meyakini, semakin banyak kaum muda Sri Lanka yang kehilangan kepercayaan terhadap partai-partai politik.
"Baik pemerintah atau oposisi sama-sama gagal menawarkan rencana ekonomi kongkrit yang bisa dipercaya,” katanya. "Bahkan partai kecil pun giat mengritik tanpa menawarkan solusi.”
Sosok yang juga seorang pengacara itu mengatakan, kesatuan yang muncul dari aksi protes di Sri Lanka semakin menyudutkan pemerintahan Gotabaya Rajapaksa.
Ketika baru-baru ini mengikuti sebuah aksi protes, dia berkisah "ada seorang perempuan muda mengenakan jilbab yang berbicara soal persatuan, baik dalam Bahasa Sinhala atau Tamil, dan pidatonya sangat indah.
Dan peristiwa itu berkesan kuat.” Ujian terbesar bagi pemerintah Sri Lanka saat ini adalah meyakinkan Dana Moneter Internasional untuk mendapat kucuran bantuan. Prosesnya bisa berlangsung selama berbulan-bulan, kata Hettiarchchi.
"Prosesnya menyisakan cukup waktu bagi terbentuknya sebuah partai politik baru,” tukasnya. rzn/pkp
Berita Terkait
-
Mengapa Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Pilihan Prabowo untuk Menko Polkam Ad Interim?
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Pejabat Jarang yang Punya! Intip Mobil Unik Purbaya Menkeu Baru: Harga Setara Destinator
-
Mahasiswa KKN UNS Kembangkan Program 'Berseri' untuk Kelola Sampah Organik di Serangan
-
Yudo Sadewa Viral, Berapa Anak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terkini
-
Mengapa Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Pilihan Prabowo untuk Menko Polkam Ad Interim?
-
Yudo Sadewa Viral, Berapa Anak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa?
-
Tanggul Beton Misterius 3 Km Mendadak Muncul di Pesisir Cilincing, Proyek Siapa Ini?
-
Usai Rapat di DPR, Menkeu Purbaya Tancap Gas ke Istana, Mau Lapor Prabowo
-
Yusril Sebut Tersangka Pembakar Gedung DPRD Makassar Dijerat UU ITE: Mereka Tak Terindikasi Makar
-
Dinilai Sakiti Hati Rakyat, PDIP Didesak Copot Deddy Sitorus dan Lasarus dari DPR
-
Belanda Larang Dua Menteri Israel Masuk Zona Schengen
-
Nasib WNI di Tengah Kerusuhan Nepal yang Memanas, Ini Penjelasan Kemlu
-
6 Poin Pertemuan Empat Mata Prabowo dan Dasco, Salah Satunya 'Era Baru DPR'
-
Anak Gajah 'Tari' Ditemukan Mati Mendadak di Tesso Nilo, Penyebab Masih Misterius