Suara.com - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSSI) mengamini salah satu faktor mahalnya harga telur saat ini karena stok yang terbatas imbas pembelian besar-besaran yang dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk program Bantuan Sosial (Bansos).
Sekretaris Jenderal APPSI Mujiburohman mengatakan faktor tersebut merupakan fakta yang tidak bisa dibantah, walaupun kekinian Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani dengan tegas membantahnya.
"Teman-teman kita yang beli telur nyarinya susah. Karena ada pembelian jumlah besar untuk bantuan (bansos). Meski kata Bu Risma enggak ada, tapi memang faktanya ada," kata Mujiburohman saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Kondisi ini kata dia tak bisa dipungkiri, karena memang para pedagang telur saat ini kesulitan untuk mendapatkan ketersediaan telur yang memadai, imbasnya harga jual menjadi melambung tinggi.
"Okelah tidak sepenuhnya untuk pangan, tapi kan pedagang-pedagang pasar ini merasakannya dari kekurangan ini sehingga pengaruh ke harga," katanya.
Selain itu, memang diakui dia faktor lainnya karena mahalnya harga pakan ternak seperti gandum yang merupakan kebutuhan utama para peternak ayam.
Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat harga gandum saat ini cukup mahal dan sangat terbatas jumlahnya.
"Telur itu kenaikannya itu juga karena pakan. Pakan itu juga berasal dari gandum. Sedangkan gandum sendiri juga sekarang sedang susah," katanya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah anggapan kenaikan harga telur disebabkan penyaluran bantuan sosial reguler dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai atau Kartu Sembako.
Baca Juga: Tiga Bansos Ini Siap diluncurkan Awal September 2022, Salah Satunya Bantuan Subsidi Upah, Cek Yuk!
Risma mengatakan Kementerian Sosial menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur.
“Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah anggapan kenaikan harga telur disebabkan penyaluran bantuan sosial reguler dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai atau Kartu Sembako.
Risma mengatakan Kementerian Sosial menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur.
“Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya,” kata Risma.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan buka-bukan mengenai tiga biang kerok yang menyebabkan harga telur ayam ras melonjak. Menurut dia, saat ini, rata-rata harga telur ayam di berbagai daerah Rp33 per kilogram.
Berita Terkait
-
Tiga Bansos Ini Siap diluncurkan Awal September 2022, Salah Satunya Bantuan Subsidi Upah, Cek Yuk!
-
Mendag Zulhas Beberkan Tiga Biang Kerok Penyebab Harga Telur Ayam Mahal
-
Jokowi Kembali Salurkan Bantuan Sosial, Netizen Minta Validasi Ulang
-
Bolehkah Penderita Kolesterol Tinggi Makan Telur? Begini Saran Ahli
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas
-
Aroma Hangus Masih Tercium, Pedagang Tetap Jualan di Puing Kios Pasar Induk Kramat Jati
-
Hadir Tergesa-gesa, Gus Yaqut Penuhi Panggilan KPK untuk Kasus Haji
-
BGN Dorong SPPG Turun Langsung ke Sekolah Beri Edukasi Gizi Program MBG
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Ketua Komisi XI DPR Ungkap Alasan TKD Turun, ADKASI Tantang Daerah Buktikan Kinerja
-
Asuransi Kebakaran Kramat Jati Hanya Tanggung Bangunan, Pramono Buka Akses Modal Lewat Bank Jakarta
-
Kasus Kuota Haji, Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan di KPK Hari Ini
-
Imigrasi Dalami Penyerangan 15 WNA China Bersenjata Tajam hingga Alat Setrum di Tambang Emas Kalbar
-
Pemprov DKI Jamin Relokasi Cepat untuk 121 Pedagang Kramat Jati