Suara.com - Armenia mengatakan bahwa sedikitnya 49 tentaranya terbunuh dalam bentrokan di sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan, setelah permusuhan yang semakin meruncing mendorong Rusia dan AS untuk menyerukan pengendalian diri.
Berdasarkan laporan Antara, Armenia mengatakan beberapa kota di dekat perbatasan dengan Azerbaijan, termasuk Jermuk, Goris, dan Kapan, diserang pada Selasa (13/9) dini hari, dan pihaknya menanggapi apa yang disebutnya "provokasi skala besar" oleh Azerbaijan.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menuduh Azerbaijan menyerang kota-kota Armenia karena tidak ingin bernegosiasi mengenai status Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang merupakan bagian dari Azerbaijan tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia.
"Intensitas permusuhan telah menurun tetapi serangan terhadap satu atau dua front dari Azerbaijan terus berlanjut," kata Pashinyan dalam pidatonya di depan parlemen, Selasa, menurut laporan media Rusia.
Di lain pihak, Azerbaijan, yang menuduh Armenia melakukan kegiatan intelijen di sepanjang perbatasan dan memindahkan senjata, mengatakan posisi militernya diserang oleh Armenia.
Media Azeri melaporkan bahwa perjanjian gencatan senjata telah dilanggar segera setelah diberlakukan pada Selasa pagi.
Merespons insiden tersebut, Rusia maupun AS meminta Azerbaijan dan Amernia untuk menahan diri.
"Seperti yang telah lama kami jelaskan, tidak akan ada solusi militer untuk konflik tersebut," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak diakhirinya permusuhan militer segera," ujar Blinken.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa konflik antara Armenia dan Azerbaijan "harus diselesaikan secara eksklusif melalui cara politik dan diplomatik".
Rusia, yang mengoperasikan pangkalan militer di Armenia, mengirim ribuan penjaga perdamaian ke wilayah tersebut pada 2020 sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri enam minggu permusuhan di mana Azerbaijan membuat keuntungan teritorial yang signifikan di dan sekitar Nagorno-Karabakh.
Rusia adalah perantara kekuatan utama di kawasan itu dan sekutu Armenia melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskow, yang bersidang pada Selasa untuk membahas situasi tersebut.
Para menteri pertahanan Armenia dan Rusia berbicara pada Selasa pagi dan sepakat untuk mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi di perbatasan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara dengan mitranya dari Azerbaijan Jeyhun Bayramov dan menyerukan Armenia untuk "menghentikan provokasinya".
Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mendesak Pashinyan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Tiga Orang Tewas Akibat Ledakan Besar Gudang Kembang Api di Armenia
-
Ledakan di Pusat Perbelanjaan Armenia, Tiga Korban Meninggal
-
Indonesia Raih Medali Emas dan Perunggu di International Biology Olympiad 2022 di Yerevan
-
Maruf Amin Ingin Ekspor Produk Non Migas ke Azerbaijan Ditingkatkan
-
Max Verstappen dan Sergio Perez Kembali Finis di Posisi Terdepan untuk Ketiga Kalinya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Soal Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Sosiolog Dr. Okky: Presiden Seolah Bersembunyi
-
PKB Sambut Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Sebut Itu Usulan Lama Cak Imin
-
Perumahan Tangguh Iklim, Kebutuhan Mendesak di Tengah Krisis Bencana Indonesia
-
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
-
OTT Jaksa Oleh KPK, Komjak Dorong Pembenahan Sistem Pembinaan
-
Pramono Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru di Jakarta, 'Anak Kampung' Masih Diberi Kelonggaran
-
Insight Seedbacklink Summit 2026: Marketing Harus Data-Driven, Efisien, dan Kontekstual
-
WALHI Desak Pencabutan Izin Korporasi Pemicu Bencana Ekologis di Lanskap Batang Toru
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat