- Banjir bandang Sumatera diakibatkan kebijakan perizinan yang mengabaikan daya dukung lingkungan, menciptakan kerusakan ekologis signifikan.
- WALHI menemukan alih fungsi hutan Batang Toru seluas 10.795 hektare oleh tujuh perusahaan besar merusak pelindung alami.
- Koalisi mendesak evaluasi dan pencabutan izin perusahaan perusak hutan demi keselamatan masyarakat dan amanat UUD 1945.
Suara.com - Rentetan banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera dinilai sebagai dampak langsung dari kebijakan perizinan yang mengabaikan daya dukung lingkungan. Kerusakan ekologis yang terjadi memperlihatkan lemahnya pengelolaan sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan alam dan keselamatan masyarakat.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara menemukan alih fungsi tutupan hutan seluas 10.795,31 hektare di kawasan Batang Toru. Perubahan fungsi hutan tersebut disebabkan oleh aktivitas tujuh perusahaan besar dan mengakibatkan hilangnya lebih dari 5,4 juta pohon yang seharusnya berperan sebagai pelindung alami.
Kondisi ini dinilai sebagai bentuk kegagalan sistemik pemerintah dalam mengelola sumber daya alam. Koalisi Responsibank pun menyerukan agar negara kembali pada amanat Pasal 33 UUD 1945, yang menegaskan bahwa kekayaan alam harus dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan semata demi kepentingan bisnis ekstraktif.
Direktur Eksekutif WALHI Sumatera Utara, Rianda Purba, mendesak pemerintah mengambil langkah tegas dengan mengevaluasi serta mencabut izin operasional perusahaan yang terbukti merusak hutan.
“Keselamatan masyarakat tidak bisa dikorbankan atas nama legalitas. Negara tidak dapat melepaskan tanggung jawab ketika kerusakan ekologis justru dilegitimasi melalui izin resmi,” ujar Rianda, dalam konferensi pers bertajuk “Jejak Pembiayaan di Balik Bencana Ekologis Sumatera” pada Senin, 22 Desember 2025.
Ia menegaskan, penegakan hukum terhadap pelaku perusakan ilegal akan menjadi sia-sia apabila aktivitas deforestasi yang memiliki izin resmi tetap dibiarkan berlangsung.
“Tidak ada artinya memproses pelaku ilegal, sementara deforestasi yang legal justru terus berjalan melalui perizinan resmi,” ucapnya.
WALHI dan Koalisi Responsibank menyimpulkan bahwa tanpa audit perizinan yang menyeluruh serta penegakan hukum yang kuat, Sumatera akan terus terjebak dalam siklus bencana yang mengancam keselamatan manusia.
Bencana yang terjadi saat ini dinilai sebagai peringatan keras bahwa perbaikan tata kelola sumber daya alam sudah berada pada titik yang sangat mendesak.
Baca Juga: BRI Gelar Satukan Langkah untuk Sumatra, Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Bencana
Reporter: Safelia Putri
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Pilih Fokus Kawal Pemerintahan Prabowo, PKS Belum Tentukan Sikap Soal Pilkada via DPRD
-
Mahfud MD Soroti Rekrutmen dan Promosi Polri, Ada Ketimpangan Kenaikan Pangkat
-
Melaju Kencang di Tikungan Tajam, 7 Fakta Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Exit Tol Semarang
-
Sentil Pejabat yang 'Flexing', Rocky Gerung Sebut Prabowo Perlu Sosok Jujur untuk Kendalikan Bencana
-
Punya Harta Rp 79 Miliar, Asal-Usul 29 Bidang Tanah Bupati Bekasi Jadi Sorotan
-
Akhir Pelarian Kasidatun HSU: Bantah Tabrak KPK, Diduga Terima Aliran Dana Rp1 Miliar
-
Drama Berakhir di Polda: Erika Carlina Resmi Cabut Laporan terhadap DJ Panda
-
4 Kritik Tajam Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: Ferrari Kemlu Terancam Mogok
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat