Suara.com - Laga Persebaya kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) malam berakhir ricuh. Polisi menembaki gas air mata ke arah suporter yang tak terkendali merangsek masuk ke area lapangan. Padahal penggunaan gas air mata di dalam stadion telah dilarang oleh FIFA, lantas apa sanksi yang akan dikeluarkan FIFA untuk Indonesia?
Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa tidak diperbolehkan menggunakan senjata api atau gas pengendali massa. Aturan tersebut kembali hangat dibicarakan karena tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 174 orang.
Tragedi tersebut diawali dari suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan klub sepakbolanya. Polisi berupaya menghalau dengan menembakkan gas air mata. Penonton panik dan berlari, berdesakan keluar. Akibatnya banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit, sampai sesak nafas.
Merujuk pada data terkini, sebanyak 174 suporter meninggal dunia. Sementara itu, tercatat ada kurang lebih 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan. Tragedi tersebut menjadi sorotan karena menjadi tragedi kerusuhan mematikan di stadion sepakbola terbesar kedua di dunia. Sebelumnya, sebanyak 326 korban jiwa terenggut akibat kerusuhan di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 1964.
Di sisi lain, Timnas Indonesia dengan pelatih Shin Tae-yong sedang menanjak. Timnas Indonesia U-20 dan senior sudah sampai di pentas Asia. Indonesia juga ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Apakah Tragedi Stadion Kajuruhan Malang ini akan berdampak pada Timnas dan rencana Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20?
Sanksi FIFA
Untuk mengetahui apakah tragedi di atas akan berdampak pada Timnas di pentas dunia dan rencana Indonesia sebagai tuan rumah, harus melihat bagaimana reaksi FIFA terhadap tragedi tersebut. Apabila membaca FIFA Stadium Safety and Security Regulations terdapat poin yang membahas larangan stadion disertai dengan siapa yang boleh memberikan sanksi apabila dilanggar. Berikut poin tertulis mengenai larangan stadion dalam aturan tersebut.
1. Otoritas terkait berhak untuk memberlakukan larangan stadion atau lainnya sanksi atas dan mengambil tindakan hukum yang diperlukan terhadap setiap orang yang perilakunya baik di dalam stadion atau di luar stadion mempengaruhi atau menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan keamanan acara atau orang lain.
2. Otoritas terkait berhak menjatuhkan sanksi dan mengambil sanksi yang sah tindakan terhadap setiap orang yang melanggar kode stadion perilaku atau yang perilakunya melanggar hukum setempat.
3. Otoritas terkait harus berkolaborasi dan bertukar serta memverifikasi informasi yang mereka miliki sebelum setiap acara, sehingga memastikan kelancaran penerapan larangan stadion di wilayah yurisdiksi penyelenggara.
4. Hanya badan yang menjatuhkan larangan atau sanksi lain yang dapat membatalkannya.
Berdasarkan uraian di atas, sanksi FIFA bisa diberikan hanya kepada pelaksana pertandingan atau klub. Tidak ada hubungan meluas terhadap Tim Nasional Indonesia atau sepakbola Indonesia. Sanksi dari FIFA berkaitan dengan tragedi tersebut masih belum bisa diketahui. Hanya bisa diraba dari poin-poin regulasinya saja.
Hingga saat ini, induk sepakbola dunia, FIFA belum memberikan keterangan resmi terkait tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan. PSSI telah melakukan komunikasi dengan FIFA dan mengirimkan laporan terkait insiden mengerikan tersebut.
Meskipun demikian, sanksi berat masih tetap membayangi rencana keikutsertaan Timnas dalam Piala Dunia U-20 dan rencana Indonesia sebagai tuan rumah dalam Piala Dunia U-20 2023. Sebab Indonesia terancam kena banned dari FIFA.
Demikian itu uraian penggunaan gas air mata di dalam stadion langgar aturan FIFA dan apa sanksi dari FIFA.
Berita Terkait
-
Iwan Bule Langsung Terbang ke Malang, Investigasi Kerusuhan Maut Stadion Kanjuruhan
-
Siapa yang Salah Atas Tragedi Kanjuruhan? Netizen: Pemilik Kuasa yang Tidak Tepat Ambil Kebijakan Preventif
-
Korban Meninggal Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang Bertambah Jadi 174 Orang
-
Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Aremania Turun ke Lapangan Bukan untuk Menyerang
-
Di Balik Tragedi Kanjuruhan, Cerita 5 Jam David Cari Ihsan saat Kericuhan, Bertemu sudah dengan Jenazah Temannya
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta