Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Juanda menyatakan saat ini Provinsi Jawa Timur memasuki pancaroba dari musim kemarau ke hujan. Sehingga masyarakat diminta selalu waspada terhadap bencana hidrometeorologi.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan mengatakan berdasarkan prakiraan musim yang dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Jawa Timur, pada bulan Oktober 2022 ini sebagian wilayah Jatim mengalami pancaroba dari musim kemarau ke hujan.
"Sebagian wilayah lagi telah memasuki awal musim hujan," kata Taufiq dalam keterangan pers di Sidoarjo, Rabu (5/10/2022).
Ia mengatakan pada masa ini potensi hujan dapat terjadi pada pagi, siang, sore, atau malam hari dengan intensitas bervariasi mulai dari ringan, sedang, hingga lebat dengan disertai petir dan angin kencang sesaat.
"Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur saat ini masih terdapat fenomena La Nina dengan intensitas lemah dan aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby di sekitar Jawa Timur," ujarnya.
Ia mengatakan suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 derajat Celsius sehingga pasokan uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut memengaruhi pembentukan awan–awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es," tuturnya.
Ia mengatakan beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten dan Kota Kediri.
Selain itu, Kabupaten dan Kota Malang, Batu, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
"Masyarakat diimbau untuk bersiap-siap dengan membersihkan saluran irigasi atau sungai-sungai, memangkas pohon yang lapuk, menertibkan baliho semi permanen serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang dan tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi di Jawa Timur," katanya. (Antara)
Baca Juga: Tameng hadapi Musim Hujan, Jaga Kesehatan Lingkungan dan Imun
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak