Suara.com - Ukraina mengumumkan telah menukar lebih dari 100 tahanan dengan Rusia dalam sebuah upaya yang digambarkan sebagai pertukaran pertama dengan Moskow untuk tahanan perempuan di tengah perang yang masih berlangsung.
Pada Senin (17/10), kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, menyampaikan di media sosial bahwa setelah hampir delapan bulan berperang, otoritas kedua negara menyetujui upaya pertukaran tahanan perempuan.
"Pertukaran tawanan perang besar-besaran lainnya dilakukan hari ini ... kami membebaskan 108 perempuan dari penahanan. Itu adalah pertukaran pertama yang semuanya perempuan," ujar Yermak, seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Dalam pidato hariannya pada Senin malam waktu setempat, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan, "Sembilan puluh enam [dari tahanan yang ditukar] adalah prajurit perempuan, termasuk 37 pengungsi dari Azovstal, dan 12 adalah warga sipil."
Zelensky juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada "semua yang terlibat atas keberhasilan ini ... semakin banyak tahanan Rusia yang kita miliki, semakin cepat kita bisa membebaskan pahlawan kita."
Kepala wilayah Donetsk yang memisahkan diri di wilayah timur Ukraina, Denis Pushilin, membenarkan informasi itu dengan mengatakan bahwa dari 110 orang yang setuju dalam pertukaran itu, dua orang memutuskan untuk tetap tinggal di Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 72 orang yang kembali dari Ukraina itu adalah awak kapal sipil yang ditahan Ukraina sejak Februari.
Kementerian itu mengatakan semua yang kembali akan diterbangkan ke Moskow serta mendapat bantuan medis dan psikologis.
Sebelumnya, pada minggu lalu, otoritas Ukraina mengamankan pembebasan 32 orang lebih tentara melalui kesepakatan pertukaran tahanan dengan Rusia.
Menurut kantor berita pemerintah, Ukrinform, yang mengutip Yermak, para tentara yang dibebaskan itu di antaranya pejabat, bintara, dan tamtama.
Dan di bulan September, Rusia dan Ukraina juga mencapai kesepakatan untuk bertukar ratusan tahanan, termasuk beberapa petinggi militer. Berdasarkan laporan yang disampaikan Reuters, Rusia menyerahkan 215 warga Ukraina yang ditangkap ketika pertarungan panjang di kota Mariupol terjadi.
Berita Terkait
-
Pesawat Militer Rusia Jatuh, 4 Tewas dan 25 Orang Cidera
-
Jalani Latihan Terbang, Pesawat Tempur Rusia Jatuh dan Tewaskan 13 Orang
-
Menjelang KTT G20 di Bali Seruan Depak Rusia Menguat
-
CEK FAKTA: Joe Biden Ancam Indonesia Dapat Konsekuensi Mengerikan Jika Danai Rusia, Benarkah?
-
Ketika Sekutu Pasok Senjata ke Ukraina PBB Diam, Tapi Saat Iran Pasok Drone ke Rusia Jadi Berang
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah