Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menegaskan bahwa Ir. Soekarno tidak pernah berkhianat kepada bangsa Indonesia. Apa maksudnya?
Pernyataan ini disampaikan Presiden pada Senin (7/11/2022) di Istana Merdeka, Jakarta ketika memberikan keterangannya terkait Hari Pahlawan 2022. Jokowi menyebut Soekarno tidak pernah mengkhianati bangsa dan telah memenuhi syarat penganugerahan gelar kepahlawanan.
Belakangan diketahui, pernyataan Presiden Jokowi ini berkaitan dengan peristiwa berdarah G30S/PKI. Dalam tragedi kelam bangsa itu, nama Soekarno ikut terseret.
Sebelum mengetahui alasan Jokowi mengatakan "Soekarno tidak pernah berkhianat", mari mengingat kembali sejarah peristiwa G30S/PKI. Sehingga tidak ada rantai yang hilang.
Sejarah G30S/PKI Menurut Sejarahwan
Partai Komunis Indonesia (PKI) disebut-sebut menjadi dalang dibalik terbunuhnya 7 jenderal tentara tahun 1965. Kekinian dikenal dengan peristiwa G30S/PKI.
Robert Cribb, Professor School of Culture, History and Language, Australian National University menelaah peristiwa G30S/PKI.
Dialihbahasakan dari theconversation.com, Robert Cribb menjelaskan, pada 1 Oktober 1965, masyarakat heboh karena tersebar kabar "Gerakan 30 September". Disebutkan saat itu, untuk mencegah kudeta militer dan untuk mengamankan posisi presiden Indonesia Sukarno, para petinggi tentara pun dibantai.
Gerakan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang juga merupakan komandan pengawal presiden Soekarno. Temuan selanjutnya menyebut bahwa G30S telah direncanakan berbulan-bulan oleh Untung, pemimpin PKI DN Aidit.
Baca Juga: Perjalanan Karier Politik Prabowo: Pernah 3 Kali Kalah di Pilpres, Kini Diberi Sinyal Hijau Jokowi
Nama Untung, DN Aidit dan semua orang yang terafiliasi dengan PKI lantas menjadi terancam. Kekuasan Presiden Soekarno pun mulai goyah, kesehatannya juga diragukan.
Padahal pada 1965, poros kekuatan penting di pusat politik Indonesia adalah presiden, PKI dan tentara. G30S membuat hubungan PKI dan tentara tidak harmonis.
Sementara itu, Jenderal Soeharto mengambil alih komando tentara. Dalam waktu 24 jam, ia membujuk dan mengintimidasi pasukan gerakan di Jakarta Pusat untuk menyerah.
Alih-alih mempertahankan kekuasaan, Soekarno justru menyerahkan komandan tentara sementara kepada Jenderal Pranoto. Namun upaya menekan PKI terus dilakukan.
Hancurnya PKI, membuat pendukung rezim Sukarno mulai tertekan. Lalu Maret 1966, dengan latar belakang aksi mahasiswa, tentara memaksa Soekarno untuk mendelegasikan kekuasaan yang luas kepada Soeharto, yang saat itu masih menjadi kepala staf angkatan darat.
Dengan kewenangan barunya, Soeharto melarang PKI dan bergerak bertahap untuk mengkonsolidasikan posisinya sebagai kepala pemerintahan. Maret 1967, badan legislatif Indonesia mengangkat Soeharto sebagai presiden.
Berita Terkait
-
Perjalanan Karier Politik Prabowo: Pernah 3 Kali Kalah di Pilpres, Kini Diberi Sinyal Hijau Jokowi
-
Daripada Ganjar Pranowo, Prabowo Lebih Dekat ke 'Restu' Jokowi di Pilpres 2024, Kok Bisa?
-
Sinyal Dukungan Pada Capres 2024 Nantinya, Jokowi: Setelah Ini Jatahnya Pak Prabowo
-
Pecah! Lawakan Cak Lontong di HUT Perindo Bikin Jokowi dan Ketum Partai Terpingkal-pingkal
-
Tak Blak-blakan Seperti ke Prabowo, Jokowi Lebih Hati-hati Nyatakan Dukungan ke Ganjar karena...
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?