Suara.com - Direktorat Jenderal Bina Marga menginisiasi Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang merupakan salah satu upaya bersama Direktur Jenderal Bina Marga, praktisi penyelenggara jalan, serta akademisi untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan di Indonesia. Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian membuka Simposium KTI tersebut, Selasa (29/11/2022).
Hedy mengatakan bahwa kegiatan ini adalah upaya mendorong para pelaku serta pemerhati penyelenggara jalan dan jembatan untuk melakukan inovasi dan evaluasi atas pelayanan jalan kepada masyarakat. Pasalnya, dibandingkan dengan negara tetangga, infrastruktur jalan di Indonesia perlu peningkatan dari aspek aksesibilitas, mobilitas, konektivitas, waktu tempuh, metode, hingga teknologi.
Selain itu, simposium ini juga berguna meningkatkan kultur keteknikan di lingkungan Ditjen Bina Marga. “Ini penting buat kita agar kita bisa menjaga akuntabilitas pada publik sebagai satu-satunya organisasi yang bertanggung jawab pada jalan nasional dan pembina jaringan jalan seluruh Indonesia,” tegas Hedy.
Hedy menambahkan, tantangan pembangunan jalan kedepan masih berat, diperlukan bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat untuk menghasilkan output atau karya yang bermutu baik. “Selain itu, tantangan besar lain adalah membangun sistem yang berbasis engineering dan sains. Kita masih menggunakan metode pembangunan jalan yang kuno. Kita harusnya sudah move on,” tambahnya.
Lebih jauh Dirjen Bina Marga mengatakan, jajaran Ditjen Bina Marga sejatinya harus mau menghadapi dan menciptakan tantangan-tantangan dalam bekerja. Dia mencontohkan pembangunan jembatan gantung lantai kaca di Jawa Timur dan rencana pembangunan immersive tunnel di kawasan Ibu Kota Nusantara meskipun ada harga yang musti dibayar. ‘Wah mahal, tidak apa-apa, itu adalah harga sekolah, ‘ ungkapnya.
Peran kajian literatur pembangunan jalan dan jembatan berperan penting sebagai rujukan pekerjaan, rekonstruksi, serta inovasi. Hal-hal tersebut bisa dituangkan melalui KTI agar sehingga bisa menjadi bahan refleksi sekaligus bahan pembelajaran. Simposium ini merupakan bentuk konkrit upaya merawat kultur engineering yang baik di lingkungan Ditjen Bina Marga.
Hedy juga mengapresiasi positif bahwasanya enam KTI berasal dari eksternal Ditjen Bina Marga. “Saya sangat senang dan ini sudah objektif ya. Kerjasama dengan pihak eksternal semacam ini perlu terus dijaga ya,” pungkasnya.
Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, I Nyoman Suaryana mengatakan simposium ini membahas delapan KTI seputar upaya-upaya peningkatan kualitas yang telah dilakukan dan berhasil diterapkan. “ Ada 189 karya tulis yang kita terima dari penulis internal PUPR, praktisi, mahasiswa, dan akademsi. Kemudian kita saring ke 16 hingga akhirnya 8 karya tulis terbaik ini,” jelas Suaryana.
Adapun KTI tersebut adalah Teknologi Zinc Cartridge dan TI Wire Sensor oleh Hadi Gunawan Sanjaya dan Rahmita Sari Rafdinal, Rapid Seismic Screening pada Jembatan di Kabupaten Pati Menggunakan Metode Filliatrault oleh Imam Taufik, Prinsip Perencanaan dan Konservasi Satwa sebagai Mitigasi dari Rencana Pembangunan Jalan Tol oleh Dini Damayanti, Perbandingan Hasil Analisis Finite Element untuk Stabilitas dan Penurunan Timbunan dengan Beberapa Soil Model oleh Efran Kemala Hamonangan dan Muhammad Yoke Saputra,
Baca Juga: PUPR Bontang Beberkan Penyebab Turap 50 Meter Patah di Kelurahan Api-api
Roadect : Deteksi Persoalan Infrastruktur Jalan Sebagai Solusi Strategi Digital Dalam Penyampaian Aspirasi Masyarakat Berkelanjutan oleh Ikfi Himmati; Ivone Prawesti; dan Afrgih Abrar Brahmantya, Analisis Penunjang Pembangunan Jalan dengan Perkerasan Aspal oleh Muhammad Fakhri Ali dan Khana Ramadianti, Analisis Nilai Batas Kewajaran Harga Untuk Tender Pekerjaan Konstruksi Kualifikasi Usaha Kecil oleh Andi Mulya Rusli.
Paper terakhir yang bertajuk Sambul: Sendal Timbul Dengan Mengaplikasikan Fungsi Huruf Braille yang dilengkapi Sensor Suara Guna Memudahkan Para Penyandang Tuna Netra Saat Berjalan di Trotoar ditulis oleh Khoirotun Nisa Insaniyah. Khoirutun adalah penulis termuda yang masih duduk di bangku Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jombang. “Saya kira (Khoirotun) adalah mutiara terpendam itu, punya bakat inovasi,” kata Dirjen Bina Marga.
Berita Terkait
-
Menteri PUPR Pastikan Investor Asing Terlibat dalam Pembangunan IKN
-
Tak Cuma Relokasi Rumah, Korban Gempa Cianjur Juga Dapat Uang Rp50 Juta
-
Menteri PUPR Sebut Kementeriannya Akan Lanjutkan Program Belanja Infrastruktur, DPR Beri Apresiasi
-
Sepucuk Surat Basuki ke Sri Mulyani Minta Dana Triliunan Rupiah Buat Percepatan Pembangunan IKN
-
Korban Gempa Cianjur Bisa Tenang, Pemerintah Segera Siapkan Relokasi Rumah Baru
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang