Suara.com - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Usman Kansong, menjelaskan dan membeberkan mengenai tantangan-tantangan media saat ini.
Menurut Usman, ada tiga tantangan yang dihadapi oleh media di tengah disrupsi digital yang kini terjadi.
"Pertama, tantangan teknologi. Kedua, tantangan ekonomi atau bisnis. Ketiga, tantangan jurnalisme," kata Usman Kansong saat menjadi pembicara pada sesi 2 dalam Konvensi Media Massa rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Ball Room Hotel Mercure, Rabu (08/02/2023).
Ia menyampaikan bahwa tantangan ketiga, yakni jurnalisme, diakibatkan oleh dua tantangan sebelumnya. Usman lalu mencontohkan soal teknologi, yang membuat media saat ini tak mementingkan keakuratan dan lebih mengutamakan kecepatan.
Tindakan media itu dinilai Usman akan berbuntut dan mengakibatkan kualitas jurnalisme yang cenderung turun.
"Menurut saya, ini akan ketemu tantangan yang ketiga. Apa itu? Menurunnya kualitas jurnalisme," jelas Usman.
Selain itu, Usman juga menyentil mengenai kinerja jurnalis media online. Ia menduga pemikiran media online saat ini lebih mendahulukan berita untuk naik dan jika salah bisa dihapus nantinya.
Padahal, kata Usman, mekanisme penghapusan berita sesungguhnya tidak berlaku dalam jurnalisme media.
"Sekarang mungkin di media-media online muncul pikiran, mudah-mudahan tidak dan saya salah, karena di media online itu bisa di-delete. Sudahlah bikin saja berita dulu, kalau salah bisa kita delete begitu," tutur Usman.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Anak Lakukan Hate Speech di Media Sosial, Orang Tua Wajib Tahu!
"Dulu di koran nggak bisa di-delete. Satu hari salah ya salah begitu kan, tapi sekarang bisa kita hapus. Walaupun sebenarnya di jurnalisme online pun tidak berlaku mekanisme delete, yang ada ralat atau hak jawab," lanjutnya menambahkan.
Lebih lanjut soal tantangan ekonomi, Usman menyampaikan adanya kosistem bisnis media tidak sehat.
"Ya mohon maaf, misalnya platform membuat kebijakan makin banyak diklik itu clickbait dan revenue-nya akan bertambah gitu. Akhirnya media membuat berita clickbait dan berita clickbait ini tadi ketemu lagi (tantangan) yang ketiga, tantangan jurnalisme, menyebabkan kualitas jurnalisme menurun," jelasnya.
Usman menyebut bahwa clickbait sendiri bukanlah dari etika jurnalistik. Dia mengingatkan soal judul berita harus mencerminkan isi, namun kini cukup marak judul yang tak seindah isinya.
"Nah tantangan jurnalisme itu tadi yang saya sebutkan. Lalu bagaimana menjawabnya? Menurut saya ada dua hal. Pertama adalah kemandirian pers," tuturnya.
Usman meminta media lebih mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada teknologi maupun ekosistem bisnis media yang terbentuk.
Berita Terkait
-
Ketua Dewan Pers Sebut Jokowi Bakal Hadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional di Medan
-
Pemprov Sumut Pastikan Kesiapan Jadi Tuan Rumah Hari Pers Nasional 2023
-
Peringatan Hari Pers Nasional 2022, Bupati dan Pewarta Bantul Beri Santunan Yatim Piatu Korban Covid-19
-
Hari Pers Nasional 2022, Astra Motor Berikan Servis dan Ganti Oli Gratis
-
Hari Pers Nasional, Ini Harapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya
-
Pakar Hukum Bivitri Susanti Sebut Penetapan Pahlawan Soeharto Cacat Prosedur
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Pemerintah Kaji Amnesti untuk Pengedar Narkotika Skala Kecil, Ini Kata Yusril
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal