Suara.com - Hari raya Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam yang terjadi setahun sekali. Akan tetapi sering kali terjadi perdebatan dan perbedaan hari raya Idul Fitri. Perdebatan ini kadang membuat suasana idul Fitri menjadi kurang kondusif. Seorang ulama bernama Gus Baha pun membahas permasalahan ini. Lantas bagaimana perbedaan hari raya Idul Fitri menurut Gus Baha?
Kita bisa menyimak pendapatnya dalam channel Youtube Santri Gayeng. Di sebuah video berjudul "Gus Baha: Sama-sama Islam tapi beda hari raya."
Gus Baha berkata persoalan hari raya bermuara pada kalender dan kita sering berdebat tetapi tidak mau menekuni ilmu tersebut.
"Kita sering berdebat tetapi sama sekali tidak menekuni ilmu tersebut," tegas Gus Baha, sampai mengucapkan kalimat tersebut dua kali.
Problem itulah yang kemudian menjadi permasalahan, cikal bakal perbedaan yang bisa mengarah ke kejadian negatif. Kenapa orang-orang tidak menekuni ilmu tersebut? Menurut Gus Baha, itu tiga alasan.
"Satu karena bodoh, dua karena sombong, tiga karena kurang pekerjaan. Bukan bidangnya kok bicara. Nah (yang jadi masalah) yang paling sering itu yang ketiga," sindir Gus Baha.
Misalnya begini perdebaan kenapa NU dan Muhammadiyah meributkan hal awal bulan Syawal? Ketika berdebat muncul prasangka, "Wah sekarang negara membela NU atau ikut Muhammadiyah."
Menurut Gus Baha hal itu terjadi karena mereka tidak mau menekuni ilmunya tetapi saling melemparkan tuduhan. Menurut Gus Baha, "Sebenarnya itu ilmu yang mudah. Kalau kamu ingin tahu jawabannya, maka belajarlah ilmu falak, selesai."
Gus Baha menegaskan tidak usah ikut nimbrung berbicara perkara yang tidak kita ketahui. Akan tetapi, pelajari ilmu falak, karena ilmu itu objektif, mengarahkan kita pada kebenaran.
Baca Juga: Hukum Sholat Idul Fitri Bagi Wanita yang Sedang Haid, Benarkah Tetap Diperbolehkan Masuk Masjid?
Menyikapi Perbedaan
Jika terjadi perbedaan hari raya Idul Fitri, Gus Baha dalam ceramahnya yang lain berjudul "Menyikapi Perbedaan hari Lebaran" yang dirilis tahun 2021 menyebutkan apabila kamu meyakini idul fitri pada hari minggu, berarti kamu harus lebaran di hari minggu. Haram baginya untuk berpuasa di hari di mana ia meyakini hari tersebut adalah hari raya.
Jika meyakini hari Minggu belum masuk hari raya Idul Fitri, maka wajib baginya untuk melanjutkan puasa.
Demikian itu uraian perbedaan hari raya Idul Fitri menurut Gus Baha. Kita harus menyikapinya berdasarkan ilmu, tidak dengan cara pandang politik. Diharapkan idul Fitri 2023 ini bisa dirayakan di hari yang sama, sehingga semarak perayaannya terasakan ke seluruh penjuru negeri.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih